Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Untung dari Berbisnis Furnitur Rumah Sakit

Kompas.com - 10/03/2016, 08:41 WIB

Robert Imam Sutedja, salah satu Ketua Kompartemen di Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia, menjelaskan, pasar perlengkapan rumahsakit ini sangat luas. Permintaan furnitur ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah rumah sakit di Indonesia.

Namun, Robert menegaskan, sejatinya pasar juga tidak membutuhkan harga yang murah. “Mereka butuh harga yang reasonable. Artinya, pasar itu ingin harga yang sesuai dengan mutu produk,” ujar dokter yang juga menjadi Presiden Direktur PT Okta Sejahtera Insani, perusahaan penyelenggara hospital expo.

Selain itu, pasar juga membutuhkan layanan purna jual yang baik. Dus, jika Anda yakin bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pasar, tak ada salahnya untuk terjun pada industri ini.

Harga bersaing

Namun, untuk merintis bisnis ini, tak hanya butuh modal uang. Adi menjelaskan, calon pemain juga harus menguasai dari soal pemasaran dan proses produksi. Berikut pemahaman akan produk.

Sebab, produsen juga harus mampu menghadirkan produk dengan harga yang masuk akal. Anda juga harus memperhatikan persaingan dengan produk sejenis asal China.

Maklum, banyak pula perusahaan yang menjadi agen atau distributor produk-produk ini dari negeri tirai bambu itu. Tapi, jangan sampai kondisi ini justru mengerdilkan nyali Anda!

Jika dulu Adi merintis usahanya cukup dengan modal Rp 25 juta, dia menaksir untuk mendirikan pabrik ini butuh modal setidaknya Rp 200 juta. Namun, modal sebesar ini belum termasuk pengadaan tempat produksi. “Modal itu dipakai untuk membeli mesin-mesin, seperti mesin potong, mesin las, vakum dan lainnya,” kata Adi.

Nilai modal akan bertambah besar jika Anda menawarkan produk lewat e-katalog. Sebab, Anda harus siap dengan datangnya pesanan yang berjumlah besar.

Selain itu, stok produk jadi dan bahan baku juga harus selalu ada supaya pelanggan tak berpaling ke produsen lainnya. Adi pun menaksir, modal untuk membangun pabrik besar bisa mencapai Rp 10 miliar.

Bahan baku utama untuk produksi berbagai perlengkapan dan peralatan rumahsakit ini adalah besi hollow. Anda bisa mendapatkannya dari supplier atau pabrik langsung.

Yang perlu diperhatikan, untuk mendapat kualitas terbaik adalah ketebalan besi tersebut. “Produsen juga bermain pada ketebalan ini untuk mengakali harga jual supaya bisa miring,” cetus Adi.

Jika melihat sejumlah produk, proses pembuatannya sederhana, yakni memotong dan mengelas, lalu memberi lapisan cat atau krom.

Namun, ada juga produk dengan sentuhan teknologi, seperti tempat tidur yang menggunakan hidrolik untuk menaikkan atau menurunkan ketinggiannya. Sebaiknya, Anda juga mengikuti perkembangan furnitur yang dibutuhkan rumahsakit.

Meski terlihat sederhana, tenaga kerja yang andal juga memegang peranan penting. Adi bilang, itu terkait dengan kecepatan dalam proses produksi. Maklum, tenggat waktu untuk sebuah order juga berlangsung cepat. Jika ingin tenaga yang andal ini, Anda bisa merekrut karyawan lulusan Sekolah Teknik Mesin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com