Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Fundamental Keuangan XL Axiata Sehat Setelah Jual Menara

Kompas.com - 17/03/2016, 10:22 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melepas unit menara diperkirakan akan mendorong fundamental keuangan emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) menjadi lebih baik, menurut analis Bahana Sekuritas.

Penjualan aset menara sendiri digunakan XL Axiata untuk melakukan pembayaran utang. Kajian dari analis Bahana Sekuritas mengkalkulasi jika XL melepas 2.500 menara dengan nilai sekitar Rp 1,6 miliar akan ada dana segar masuk sekitar Rp 4 triliun.

“Ini akan signifikan membantu fundamental keuangan perseroan tetapi ada resiko penurunan pendapatan di sewa menara serta naiknya biaya jaringan,” kata analis Bahana, Leonardo Henry Gavaza, Kamis (17/3/2016).

Bahana memperkirakan pada 2016 ini XL Axiata akan memiliki pendapatan sekitar Rp 24,2 triliun dengan keuntungan Rp 449 miliar.

Bahana juga memprediksi XL Axiata bisa memiliki 43,298 juta pelanggan dengan rata-rata pendapatan per pelanggan atau average revenue per user (ARPU) sekitar Rp 41 ribu sepanjang 2016.

Berdasarkan paparah kinerja perseroan di 2015, XL Axiata mendapatkan pendapatan sebesar Rp 22,96 triliun sepanjang 2015 atau turun 3% dibandingkan periode 2014 sebesar Rp 23,56 triliun.

Direktur Keuangan  XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin optimistis perseroan mencatat kinerja positif di 2016 setelah merugi di 2015.

Menurut dia, fundamental keuangan perseroan diprediksi akan sehat pasca monetisasi sekitar dua ribu hingga 2.500 menara di semester pertama 2016.

“Tujuan monetisasi menara ini untuk mengurangi utang. Kalau sukses tentunya fundamental dari XL makin sehat,” ungkap Adlan di Jakarta, Kamis (17/3/2016).

Dia menjelaskan, perseroan pada tahun ini ingin menekan jumlah utang hingga sebesar Rp 13,29 triliun. (Baca: "Right Issue", XL Axiata Targetkan Raup 500 Juta Dollar AS)

Utang tersebut terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp 3,93 triliun dan percepatan pelunasan utang yang mencapai Rp 10,8 triliun. Rencananya, seluruh utang jatuh tempo tahun ini akan dibayar dengan kas internal.

“Sumber dana untuk percepatan pelunasan utang berasal dari rights issue dan penjualan menara. Ini aksi korporasi masing-masing independen dan tengah berjalan,” jelas dia.

Dia menambahkan, jika semua berjalan mulus dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berjalan stabil, bisa jadi pada tahun ini XL mencicipi keuntungan. “Kami sudah lakukan hedging. Kalau semua normal, kami untung tahun ini,” kata dia.

Dampak DNI

Sebagai informasi tambahan, tender menara tahap II yang tengah dilakukan XL Axiata dikabarkan tak hanya menyajikan persaingan antara pemain lokal, tetapi perusahaan asing pun ikut bersaing.

Bisa masuknya pemain asing tak bisa dilepaskan dengan isu perubahan di Daftar Negatif Investasi (DNI) bisnis menara yang belum diputus pemerintah.

Kabarnya,  Kementerian Komunikasi dan Informatika mengizinkan perusahaan asing masuk ke bidang usaha menara telekomunikasi dengan kepemilikan 49% pada 2017.

Sementara dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, pemerintah masih menutup kesempatan investor asing masuk dalam bisnis menara dengan hanya mengizinkan investor lokal menguasai 100% saham perusahaan menara.

Usulan DNI memang telah masuk ke Presiden sejak Februari 2016, tetapi belum keluar Peraturan Presiden.

“Kalau peserta sudah ambil dokumen dan belum ada yang mundur. Kami ada Non Disclosure Agreement (NDA) dengan semua peserta. Nama peserta tender saja tak boleh kami buka,” kata Adlan.

Dia menjelaskan, dalam melepas menara perseroan tak hanya menjadi pembeli, tetapi mitra yang ideal, sehat, dan kuat. “Kami ini bukan jual putus. Itu menara kan di-lease back. Jadi cari partner yang ada nilai tambah,” pungkas dia.

Pada perdagangan Rabu (16/3/2016) harga saham XL ditutup di level 4.020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com