Karyawan menyumbangkan tenaganya bagi bisnis pengusaha, dan pengusaha memberi imbalan. Pengusaha dapat memberhentikan karyawan, karyawan pun bebas untuk berhenti dari pekerjaannya. Jadi, ini hubungan sejajar.
Kemuliaan tidak terletak pada posisi seseorang melainkan apa yang ia lakukan dan bagaimana ia melakukannya. Pengusaha menjadi mulia kalau usahanya mendatangkan manfaat bagi banyak orang. Karyawan menjadi mulia bila kerjanya mendatangkan manfaat bagi banyak orang.
Kesalahan keenam, orang selalu bergerak dari domain karyawan ke domain pengusaha. Karena domain pengusaha itu adalah domain yang lebih tinggi dari domain karyawan. Salah!
Faktanya tidak sedikit orang yang berhenti jadi pengusaha, lalu memilih jadi karyawan. Banyak yang menemukan bahwa dia tidak sanggup jadi pengusaha, dan lebih cocok jadi karyawan. Ada pula karyawan yang menjadi pengusaha, lalu balik lagi menjadi karyawan. Semua itu terjadi secara alami, tidak perlu disesali atau dianggap sebagai kesalahan.
Sebenarnya tak ada keberatan saya pada semangat orang-orang yang ingin jadi pengusaha, atau yang ingin mendorong anak-anak muda agar jadi pengusaha. Saya hanya ingin meluruskan beberapa salah persepsi yang bisa berakibat buruk.
Ada yang akibatnya berupa materi, seperti kebangkrutan instan. Ada juga yang akibatnya lebih ruhiyah sifatnya, seperti kepongahan, memandang rendah orang-orang yang yang bukan pengusaha.
Selebihnya, silakan pilih jalur yang mau Anda tempuh. Persiapkan diri untuk itu. Ketahuilah, persiapan untuk jadi pengusaha lebih berat ketimbang jadi karyawan. Takut? Tidak perlu! Go for it!
Tulisan Hasanudin Abdurakhman lain bisa dibaca juga di http://abdurakhman.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.