Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Amir Sodikin
Managing Editor Kompas.com

Wartawan, menyukai isu-isu tradisionalisme sekaligus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bergabung dengan harian Kompas sejak 2002, kemudian ditugaskan di Kompas.com sejak 2016. Menyelesaikan S1 sebagai sarjana sains dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dan S2 master ilmu komunikasi dari Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina. 

"Panama Papers", Bersiap untuk Badai Data Terbesar Abad Ini

Kompas.com - 07/04/2016, 11:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Pada awal-awal publikasi Panama Papers, semua media Barat menjadikan wajah Presiden Rusia Vladimir Putin di halaman depan mereka. Beberapa media mengkritik, nama Putin tak pernah disebut dalam dokumen tersebut, tetapi media-media Barat sejak awal telah bersepakat untuk terus memojokkan Putin.

Di Indonesia, badai Panama Papers belum benar-benar dimulai karena Tempo belum merilis semua nama yang terlibat dalam Panama Papers. Tempo adalah anggota jaringan ICIJ yang dipercaya mengulik data Panama Papers untuk nama-nama Indonesia.

Dalam publikasi awal Tempo, disebutkan ada sekitar 899 nama Indonesia (baik perseorangan maupun perusahaan) yang ada di dalam Dokumen Panama.

Indonesia baru dihebohkan dengan bocoran 2.961 nama orang Indonesia yang berasal dari dokumen Offshore Leaks yang sudah terlebih dulu dipublikasikan pada 2013. Data itu ternyata bukan berasal dari Panama Papers.

Dalam publikasi awal itu, Tempo menjelaskan, Dokumen Panama bocor dari kantor firma hukum Mossack Fonseca di Panama, sedangkan data Offshore Leaks berasal dari firma Portcullis TrustNet di Singapura dan Commonwealth Trust Ltd di British Virgin Island.

Kita akan melihat, apakah nantinya Dokumen Panama akan jadi "badai" di Indonesia, ataukah hanya "hujan rintik-rintik".

Nada optimistis vs pesimistis

Banyak yang optimistis, Dokumen Panama ini akan mampu mengungkap berbagai bentuk kebobrokan politisi dan figur publik yang korup dan menyembunyikan dananya di luar negeri. 

Namun, ada pula yang pesimistis dengan mengatakan tak banyak yang sebenarnya bisa kita harapkan dari Panama Papers.

Selain dokumen itu hanya berisi daftar nama orang, yang tak bisa langsung dikaitkan dengan praktik ilegal, juga karena ada tuduhan miring bahwa dokumen ini tujuan utamanya untuk membidik pemimpin Rusia dan China. Negara-negara lain hanya dianggap sebagai pelengkap penderita. 

Misalnya, simak pandangan Craig Murray dalam tulisannya Corporate Media Gatekeepers Protect Western 1% From Panama Leak.

Terlepas ada suara minor, melihat rekam jejak firma Mossack Fonseca, persepsi publik yang sejak awal curiga kepada nama-nama yang masuk dalam Panama Papers itu bisa dimaklumi.

Namun, tetap pantas bagi kita untuk tetap memberi peluang kepada nama-nama yang masuk di dalam dokumen itu untuk memberi klarifikasi.

Perlu digarisbawahi, tak semua nama yang disebut dalam data itu terlibat praktik kotor dalam pengelolaan aset dan keuangan. Memiliki perusahaan penghubung di luar negeri atau memiliki aset di luar negeri tak selamanya identik dengan praktik ilegal.

Tonggak "perang" data

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com