Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Desa Adat Bali, BI akan Razia Penggunaan Uang Asing untuk Transaksi

Kompas.com - 17/04/2016, 16:54 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Bank Indonesia menggandeng desa adat di Bali untuk meningkatkan penggunaan mata uang rupiah pada setiap transaksi dengan wisatawan asing.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati mengatakan,tidak dimungkiri, hingga saat ini masih ada kawasan wisata, restoran, dan kafe yang menggunakan mata uang asing sebagai alat pembayaran.

Untuk itu BI dan desa adat di Bali sudah menandatangani nota kesepahaman untuk turut andil dalam penertiban dengan menggelar razia oleh desa adat.

"Kami sudah kerjasama dengan desa adat, terkait transaksi menggunakan uang rupiah baik di kafe, restoran, maupun hotel," kata Dewi Setyowati, Minggu (17/4/2016). 

Menurut Dewi, Bali sebagai destinasi pariwisata internasional memang perlu perhatian khusus dalam rangka penggunaan rupiah sebagai alat pembayaran.

Selain itu, bank sentral juga akan memperhatikan keberadaan tempat penukaran uang asing agar tertib dan legal yang akan memudahkan wisatawan asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transplantasi Terumbu Karang, Upaya Perusahaan Tambang Menjaga Wilayah Pesisir

Transplantasi Terumbu Karang, Upaya Perusahaan Tambang Menjaga Wilayah Pesisir

Whats New
Industri Asuransi Komersil Catat Premi Rp 112,75 Triliun per April 2024

Industri Asuransi Komersil Catat Premi Rp 112,75 Triliun per April 2024

Whats New
Jadi Presiden Komisaris Vale Indonesia, Simak Profil Rachmat Kaimuddin

Jadi Presiden Komisaris Vale Indonesia, Simak Profil Rachmat Kaimuddin

Whats New
Jelang Idul Adha, Bapanas Pastikan Stok Pangan Aman

Jelang Idul Adha, Bapanas Pastikan Stok Pangan Aman

Whats New
Alasan OJK Cabut Izin Paytren Milik Yusuf Mansur

Alasan OJK Cabut Izin Paytren Milik Yusuf Mansur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi SBR013 Modal Rp 1 Juta, Berapa Keuntungan yang Didapat?

Investasi SBR013 Modal Rp 1 Juta, Berapa Keuntungan yang Didapat?

Earn Smart
OJK Periksa Laporan Keuangan Indofarma, Siap Beri Sanksi jika Ada Pelanggaran

OJK Periksa Laporan Keuangan Indofarma, Siap Beri Sanksi jika Ada Pelanggaran

Whats New
Sri Mulyani Sudah Kucurkan Rp 24,52 Triliun buat Gaji Ke-13 ASN Pusat hingga Pensiunan

Sri Mulyani Sudah Kucurkan Rp 24,52 Triliun buat Gaji Ke-13 ASN Pusat hingga Pensiunan

Whats New
Cara Klaim Jasa Raharja Kecelakaan, Syarat, dan Besaran Santunannya

Cara Klaim Jasa Raharja Kecelakaan, Syarat, dan Besaran Santunannya

Earn Smart
Apresiasi Program WEC, Pemerintah Tawarkan Pendanaan dan Riset untuk Pelaku Usaha

Apresiasi Program WEC, Pemerintah Tawarkan Pendanaan dan Riset untuk Pelaku Usaha

Whats New
Kopi Arabika Cikoneng Tembus Pasar Ekspor Panama, Siap Rambah Korea Selatan

Kopi Arabika Cikoneng Tembus Pasar Ekspor Panama, Siap Rambah Korea Selatan

Whats New
Sukses Mitigasi Gejolak Pasar, MIND ID Cetak Laba Bersih Rp 27,5 Triliun pada 2023

Sukses Mitigasi Gejolak Pasar, MIND ID Cetak Laba Bersih Rp 27,5 Triliun pada 2023

Whats New
Cara Mengurus Jasa Raharja Kecelakaan Motor dan Mobil

Cara Mengurus Jasa Raharja Kecelakaan Motor dan Mobil

Earn Smart
OJK Sebut Kredit Perbankan Mencapai Rp 7.310,7 Triliun per April 2024

OJK Sebut Kredit Perbankan Mencapai Rp 7.310,7 Triliun per April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com