Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Mana Yang Lebih Baik, Produk Reksa Dana Baru atau Reksa Dana Lama?

Kompas.com - 03/05/2016, 14:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

                                 @Rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Per April 2016, reksa dana yang beredar di Indonesia telah mencapai lebih dari 1.000. Hampir setiap bulan selalu terdapat reksa dana baru yang diterbitkan.

Bagi investor, mana yang lebih baik, berinvestasi pada reksa dana yang sudah ada atau memilih reksa dana baru ?

Sebelum membahas lebih lanjut, investor perlu memahami alasan Manajer Investasi menerbitkan reksa dana. Alasan utama dari penerbitan reksa dana tentu karena alasan yang sifatnya komersial.

Jika dianalogikan, manajer investasi adalah toko, maka reksa dana adalah “barang dagangan” yang dijual kepada para pelanggannya.

Melalui pemasaran reksa dana tersebut, manajer investasi mendapatkan penghasilan berupa biaya yang dibayarkan oleh investor, baik dalam bentuk biaya pembelian dan penjualan yang bersifat sekali bayar, maupun biaya pengelolaan (management fee) yang sifatnya tahunan.

Oleh karena itu, tentunya setiap manajer investasi pasti akan menerbitkan reksa dana untuk menjaga kelangsungan usahanya.

Supaya “dagangannya” menarik, manajer investasi akan menerbitkan beragam jenis produk mulai dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana saham hingga jenis-jenis reksa dana yang khusus seperti reksa dana terproteksi, reksa dana syariah dan reksa dana indeks.

Dengan menyediakan beragam jenis reksa dana, maka investor memiliki pilihan reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan investasi dan profil risikonya.

Namun yang menjadi pertanyaan bagi investor adalah ketika sebuah manajer investasi memiliki beberapa reksa dana untuk satu jenis yang sama.

Salah satu contoh yang sering dijumpai adalah jenis reksa dana saham. Adalah tidak aneh, jika satu manajer investasi bisa menjual 6 hingga 10 reksa dana saham dengan nama yang berbeda-beda.

Sebagai investor yang sudah memiliki reksa dana saham yang pertama, tentu akan bertanya-tanya, apakah dia masih perlu berinvestasi di reksa dana saham yang baru.

Penerbitan lebih dari 1 reksa dana yang sama biasanya memiliki 2 latar belakang yaitu strategi investasi dan strategi pemasaran.

Dari sisi strategi investasi, bisa dilihat bahwa meskipun jenisnya sama-sama reksa dana saham dari pengelola yang sama, biasanya manajer investasi menerapkan strategi yang berbeda.

Perbedaan strategi investasi dapat didasarkan pada pendekatan dalam memilih saham seperti value investing (memilih saham berbasis nilai yang mengutamakan valuasi dan fundamental), momentum growth (memilih saham berdasarkan prospek pertumbuhan di masa mendatang).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com