Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Revisi Pertumbuhan Ekonomi RI 2016 Lebih Rendah

Kompas.com - 19/05/2016, 18:25 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 lebih rendah menjadi 5 - 5,4 persen.

Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi 2016 diprediksi 5,2 - 5,6 persen.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan, keputusan revisi ini didasarkan pada kondisi perekonomian global dan implikasinya terhadap Indonesia.

Selain itu, bank sentral juga memantau kondisi ekonomi domestik Indonesia sendiri.

"Kita menyimak kondisi pertumbuhan ekonomi dunia kembali lebih lemah dibandingkan sebelumnya. Ini menjadi perhatian karena sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang lemah tidak hanya dari negara maju, tapi juga negara berkembang," kata Agus di Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Selain itu, berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap negara berkembang di dunia,  pada umumnya terjadi koreksi lebih rendah.

Kondisi tersebut, kata Agus, berdampak ke negara berkembang seperti Indonesia.

"Kita juga memperhatikan bahwa harga komoditas andalan Indonesia sudah ada sedikit perbaikan, walau harga minyak masih rendah," jelas Agus.

Meski masih cukup kuat, namun pertumbuhan ekonomi belum ditopang konsumsi domestik yang optimal.

"Pertumbuhan konsumsi domestik belum terjadi penguatan. Kondisi investasi non pemerintah juga masih belum kuat," tutur Agus.

Dengan demikian, BI merasa perlu untuk melakukan revisi pertumbuhan ekonomi.

Namun, BI masih mencermati beberapa pembahasan antara pemerintah dengan DPR yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

"Secara umum kita masih akan mengikuti proses yang dilalui pemerintah. Pertama adalah rencana pemerintah dan DPR tentang pembahasan tax amnesty dan revisi APBN 2016," terang Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Whats New
41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

Whats New
Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Whats New
Simak, 6 Tips Menjaga 'Work Life Balance'

Simak, 6 Tips Menjaga "Work Life Balance"

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com