Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Thorium Bisa Jadi Sumber Energi Listrik Alternatif

Kompas.com - 24/05/2016, 16:30 WIB
|
EditorM Fajar Marta

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara terus menerus memunculkan polemik.

Menipisnya bahan bakar fosil membuat pemerintah perlu melirik energi alternatif.

Ini perlu dilakukan agar tidak terjadi kelangkaan energi di kemudian hari.

Indonesia memiliki potensi thorium hingga 140.000 yang tersebar di berbagai daerah mulai dari Bangka hingga ke Sulawesi Barat. 

Melihat besarnya potensi thorium sebagai salah satu sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pengembangannya.

Potensi thorium yang besar di Indonesia dinilai dapat memasok kekurangan energi dalam negeri khususnya untuk industri.

"Kita kan ingin menjadi negara industri yang tangguh, tentu membutuhkan listrik yang sangat besar. Potensi seperti ini kenapa tidak kita manfaatkan. Tentu harus ada kajian mendalam tapi kita tidak boleh menutup diri," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin pada Seminar Nasional Thorium sebagai Sumber Daya Revolusi Industri di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (24/5/2016).

Menperin menyebut, Indonesia jangan menutup diri terhadap kemungkinan alternatif energi thorium untuk pembangkit listrik.

Potensi thorium yang besar di Indonesia bisa digunakan sebagai energi alternatif sehingga Indonesia tidak tertinggal dari negara tetangga.

"Jangan karena nuklir kita menjadi alergi. Sementara negara-negara lain membangun, lama-lama nanti akhirnya Malaysia bangun dan  nanti kita beli dari sana. Baru nanti akhirnya kita kaget," tegas Saleh.

Thorium sebagai bahan bakar pembangkit listrik dinilai cukup efisien.

Pembangunan pembangkit dengan energi thorium juga tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga dapat mencukupi kebutuhan listrik dalam negeri khususnya industri.

Menperin mengungkapkan, kapasitas listrik di Indonesia juga terbilang masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara.

Saleh berharap agar kapasitas listrik di Indonesia dapat meningkat dari 210 watt per kapita menjadi 500 watt per kapita.

"Sementara kita baru 210 watt per kapita. Padahal di negara lain seperti Malaysia sudah 890 watt per kapita. Singapura udah 2.000 watt per kapita. Negara-negara ASEAN sudah jauh di atas kita. Sampai 500 watt per kapita saja sudah bagus," ungkap Saleh.

Berdasarkan data Dewan Energi Nasional, Thorium merupakan bahan bakar nuklir yang lebih unggul dari uranium di hampir semua aspek.

Thorium memang belum banyak didengar. Thorium disebut sebagai nuklir hijau.

Reaktor nuklir yang bertenaga thorium tidak pernah dapat meleleh. Hal ini karena thorium sedikit lebih ringan daripada uranium.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+