Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satelit BRI Bakal Mengorbit di Atas Papua, Begini Proses Peluncurannya

Kompas.com - 31/05/2016, 21:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan segera meluncurkan satelit yang dinamakan BRIsat.

Menurut Direktur Utama BRI Asmawi Syam, satelit ini akan diluncurkan pada 9 Juni 2016 dan mengorbit di atas wilayah Papua.

"Ini adalah satelit (bank) satu-satunya dan nanti mengorbit di 150.5 BT di atas Papua," kata Asmawi dalam konferensi pers BRIsat di Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Satelit ini memiliki 45 transponder. Menurut Asmawi, BRI akan menyerahkan empat buah transponder di antaranya kepada pemerintah Indonesia, sementara sisanya digunakan untuk mendukung operasional BRI.

Satelit dan launcher akan diluncurkan di Kourou, Guyana Perancis.

Peluncuran dijadwalkan pada 8 Juni 2016 pukul 20.30 hingga 21.15 waktu setempat atau 9 Juni 2016 pukul 03.00 hingga 04.15 WIB dengan membawa dua buah satelit.

Proses peluncuran dimulai dengan launch campaign, yakni tahapan integrasi antara satelit dengan peluncur.

BRIsat dijadwalkan meluncur ke orbit dengan menggunakan roket Ariane 5 milik perusahaan Arianespace.

Pada hari H peluncuran, setelah satelit diluncurkan hingga ada pemisahan BRIsat, akan memakan waktu sekira 35 menit.

Kemudian, BRIsat akan mencapai orbit geostasioner di slot 150.5 BT.

Proses ini merupakan tahapan krusial keberhasilan misi BRIsat di angkasa.

Proses perjalanan menuju slot orbit yang disebut Orbit Raising memakan waktu selama sekitar 10 hari.

Asmawi menyatakan, satelit BRI secara optimal dapat mulai beroperasi 50 hari setelah peluncurannya.

"H+50 kira-kira Agustus 2016 baru bisa dioperasikan. Kemudian sepenuhnya diserahkan dari SSL ke Tim BRIsat," jelas Asmawi.

Sesuai dengan konfigurasi idealnya, BRIsat akan menggunakan dua frekuensi, yaitu C band dan KU band.

C band akan digunakan untuk transaksi keuangan dan KU band untuk komunikasi non keuangan.

C band menggunakan frekuensi gelombang rendah, yakni 36 Mega Hertz sehingga tahan cuaca.

Sementara itu, KU band menggunakan gelombang tinggi, yakni 72 Mega Hertz, sehingga memiliki kekuatan yang lebih besar.

Dioperasikan anak negeri

Pengoperasian satelit bernama BRIsat ini akan dilakukan sepenuhnya oleh anak negeri.

"Terkait pengoperasian, semua pengelokaan satelit akan dioperasikan oleh para putra dan putri terbaik Indonesia," kata Asmawi.

Asmawi menjelaskan, ada 53 orang pegawai BRI yang sepenuhnya bertanggung jawab mengoperasikan BRIsat.

Adapun ground station atau stasiun pengendali berlokasi di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.

Para pegawai yang tergabung dalam Tim BRIsat tersebut pun telah dikirim ke Space System/Loral (SS/L) di Palo Alto, negara bagian California, Amerika Serikat untuk mempelajari seluk-beluk satelit beserta pengoperasiannya.

Mereka pun magang selama 15 bulan.

"Mereka mengikuti semua proses, mulai dari rancang bangun hingga diluncurkan. Mereka semua masih di Amerika dan akan menyaksikan peluncuran satelit. Kemudian, mereka mengoperasikan," jelas Asmawi.

Selama mengikuti program belajar dan magang, para pegawai BRI tersebut diakui Asmawi memperoleh pujian dari pihak SS/L.

Pasalnya, mereka sangat cepat menguasai bidang teknologi tersebut. Meskipun demikian, kata Asmawi, tim dari SS/L akan melakukan pendampingan selama beberapa bulan di Indonesia setelah peluncuran BRIsat.

Tujuannya adalah mereka melakukan asistensi dan pengawasan pengoperasian satelit.

Tim BRIsat dipimpin langsung oleh Direktur Utama dan seluruh anggota direksi sebagai Steering Committee.

Adapun cara perekrutan pegawai yang mengoperasikan satelit ini adalah dengan cara professional hiring, yakni BRI merekrut para profesional pengelola satelit dari industri.

Selain itu, BRI juga memberi program magang bagi para engineer di SSL bagi 12 pegawai BRI yang akan menjadi satellite operation engineer.

BRI juga melakukan perekrutan operator senior dan junior yang terdiri dari operator bus satelit, payload satelit, dan jaringan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com