Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Tarif Batas Atas-Bawah, AirAsia Merasa Sulit Bergerak Lebih Agresif

Kompas.com - 23/06/2016, 09:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai AirAsia Indonesia mengakui masih ada sejumlah tantangan untuk lebih agresif berbisnis di Indoensia. Salah satunya lantaran adanya regulasi tarif batas atas dan bawah penerbangan.

"Kami terbatas untuk gerak lebih agresif sementara kalau internasional kan tidak. Itu salah satu pertimbangan ke depan (untuk bisnis)," ujar Direktur Niaga AirAsia Indonesia Andy Adrian Febryanto di Jakarta, Rabu (22/6/2016) malam.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri selalu mengatakan bahwa tarif batas atas dan bawah penerbangan diciptakan untuk kepentingan masyarakat dan maskapai.

Misalnya lantaran ada tarif batas atas, harga tiket pesawat tidak akan bisa dinaikan seenaknya oleh maskapai. Sedangkan tarif batas bawah, diterapkan atas dasar keselamatan.

Kemenhub yakin bila tidak ada tarif batas bawah maka maskapai akan perang tarif atau berlomba-lomba menjual harga tiket semurah-murahnya. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu keuangan maskapai.

Bila itu terjadi, Kemenhub meyakini aspek keselamatan akan berkurang. Misalnya, repair atau maintenance pesawat dikurangi oleh maskapai karena akan menambah pengeluaran.

Namun tarif batas bawah juga memiliki konsekuensi, masyarakat menjadi tidak bisa mendapatkan harga tiket di bawah tarif batas tersebut.

Selain tarif batas penerbangan, AirAsia Indonesia juga mengeluhkan sulitnya mendapat slot penerbangan di Indonesia.

Andy pun membandingkan dengan kondisi penerbangan nasional dengan negara lain. "Slot di Indonesia agak susah, di luar lebih mudah karena mungkin haus dan bahkan beri insentif, jika mendarat di bandara mereka," kata Andy.

(Baca: Harga Tiket Pesawat Mahal, KPPU Tuntut Tarif Batas Bawah Dihapus )

Kompas TV 4 Maskapai Ajukan Tambahan Penerbangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Simak 10 Tips Investasi di Pasar Modal bagi Pemula

Simak 10 Tips Investasi di Pasar Modal bagi Pemula

Earn Smart
Pantau Dampak Pelemahan Rupiah, Kemenhub: Belum Ada Maskapai yang Mengeluh

Pantau Dampak Pelemahan Rupiah, Kemenhub: Belum Ada Maskapai yang Mengeluh

Whats New
Cara Cek Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Aktif atau Tidak

Cara Cek Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Aktif atau Tidak

Whats New
Pengamat: Starlink Harusnya Jadi Penyedia Akses bagi Operator Telekomunikasi...

Pengamat: Starlink Harusnya Jadi Penyedia Akses bagi Operator Telekomunikasi...

Whats New
Studi Ungkap 20 Persen Karyawan di Dunia Mengalami Kesepian, Ini Cara Mengatasinya

Studi Ungkap 20 Persen Karyawan di Dunia Mengalami Kesepian, Ini Cara Mengatasinya

Work Smart
PGN Sebut Penjualan Gas Bumi di Jawa Barat Mencapai 45 BBTUD

PGN Sebut Penjualan Gas Bumi di Jawa Barat Mencapai 45 BBTUD

Whats New
Kemenhub dan US Coast Guard Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan SDM KPLP

Kemenhub dan US Coast Guard Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan SDM KPLP

Whats New
Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Pemimpin Produsen Hidrogen Regional, Ini Alasannya

Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Pemimpin Produsen Hidrogen Regional, Ini Alasannya

Whats New
Kuota BBM Subsidi 2025 Diusulkan Naik Jadi 19,99 Juta KL

Kuota BBM Subsidi 2025 Diusulkan Naik Jadi 19,99 Juta KL

Whats New
Bos Superbank Akui Selektif  Jalin Kerja Sama Pembiayaan Lewat 'Fintech Lending'

Bos Superbank Akui Selektif Jalin Kerja Sama Pembiayaan Lewat "Fintech Lending"

Whats New
Sambangi Korsel, Pertamina Gas Jajaki Peluang Bisnis Jangka Panjang LNG Hub

Sambangi Korsel, Pertamina Gas Jajaki Peluang Bisnis Jangka Panjang LNG Hub

Whats New
Kata Sandiaga soal Banyaknya Keluhan Tiket Pesawat yang Mahal

Kata Sandiaga soal Banyaknya Keluhan Tiket Pesawat yang Mahal

Whats New
Elpiji 3 Kg Direncanakan Tak Lagi Bebas Dibeli di 2027

Elpiji 3 Kg Direncanakan Tak Lagi Bebas Dibeli di 2027

Whats New
Blibli Catat Penjualan 1.000 Motor Yamaha NMAX Turbo dalam 40 Menit

Blibli Catat Penjualan 1.000 Motor Yamaha NMAX Turbo dalam 40 Menit

Whats New
Bos Pupuk Indonesia: Produksi Padi akan Turun 5,1 Juta Ton jika Program HGBT Tak Dilanjutkan

Bos Pupuk Indonesia: Produksi Padi akan Turun 5,1 Juta Ton jika Program HGBT Tak Dilanjutkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com