Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Wacana Pemerintah tentang "Tax Haven" Terlalu Dini

Kompas.com - 24/06/2016, 09:00 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mewacanakan akan membentuk kawasan bebas pajak atau tax haven di Indonesia.

Wacana ini digulirkan pemerintah untuk memberikan kemudahan dalam hal pajak untuk perusahaan-perusahaan nasional yang berbasis di luar negeri.

Menanggapi hal itu, pengamat pajak dari Universitas Indonesia Darussalam menilai wacana pemerintah tersebut masih terlalu dini. Karena sampai sekarang tax amnesty belum tentu berjalan.

"Intinya terlalu dini untuk bicara masalah tax haven. Fokus ke tax amnesty dulu sebagai titik awal menuju era pajak baru," kata Darussalam saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Kamis (23/6/2016).

Menurut Darussalam, jika reformasi pajak telah dilakukan maka wacana pembentukan kawasan tax haven tidak diperlukan lagi. Apalagi jika tax amnesty berjalan dengan lancar yang nantinya menambah penerimaan negara dari pajak.

"Pembentukan kawasan tax haven ini juga bertentangan dengan semangat keterbukaan informasi keuangan yang secara otomatis untuk menentukan basis pajak yang akan diterapkan pada 2017-2018," ujar Darussalam.

Tarik Investasi

Berbeda dengan Darussalam pengamat dari Center for Indonesia Taxation Analysi (CITA) Yustinus Prastawo mengatakan sah-sah saja jika kawasan tax haven dibentuk sebagai upaya untuk menarik investasi.

"Beberapa negara juga menerapkan hal yang sama. Yang penting eksekusinya dipikirkan dan diantisipasi," ucap Yustinus.

Yustinus menuturkan dalam kebijakan ini pemerintah harus mewaspadai perusahaan-perusahaan offshore yanh menyalahgukan tax haven untuk pencucian uang. Sehingga pengawasan dari pemerintah harus ketat.

"Kalau regulasi dan pengawasan Direktorat Jendral Pajak cukup baik, saya kira akan bisa mengatasi itu (pencucian uang). Yang penting regulasi dan administrasi disiapkan dulu," pungkas Yustinus.

Sebagai info negara-negara yang telah melakukan membentuk kawasan tax haven antara lain Malaysia dengan kota Labuan, Spanyol dengan kota Basque, dan Amerika Serikat dengan kota Delaware.

Kompas TV Pemerintah Ingin Bangun Kawasan Suaka Pajak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com