JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan menyatakan, pihaknya dan lembaga serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam angkutan Lebaran tahun 2016 telah bekerja keras dan maksimal untuk menyelenggarakan angkutan Lebaran yang lebih baik sesuai arahan Presiden.
Akan tetapi, ia tidak menampik masih adanya kekurangan. Jonan menyatakan, pihaknya menyadari masih terdapat kekurangan dan sejumlah persoalan dalam pelaksanaan di lapangan.
Khususnya kemacetan lalu lintas pada waktu puncak arus mudik di ruas tol Brebes-Tegal. Bahkan, kemacetan ini membuat belasan pemudik meninggal dunia.
"Adanya saudara kita yang meninggal dunia, baik karena kecelakaan lalu lintas ataupun sebab lain selama pelaksanaan angkutan Lebaran menjadi bahan introspeksi dan evaluasi bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan angkutan Lebaran," ujar Jonan pada konferensi pers Evaluasi Angkutan Lebaran 2016 di Jakarta, Senin (18/7/2016).
Dalam kesempatan tersebut, Jonan juga menyatakan penyesalan terkait peristiwa kemacetan yang membuat beberapa pemudik harus kehilangan nyawanya. Ia pun menghaturkan permintaan maafnya.
"Atas nama semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2016, saya menyampaikan penyesalan serta permintaan maaf yang sebesar-besarnya. Semoga angkutan Lebaran pada tahun-tahun mendatang akan terselenggara lebih baik lagi," ungkap Jonan.
Sebanyak 17 pemudik meninggal dunia selama arus mudik Lebaran sejak 29 Juni hingga 5 Juli 2016 di wilayah Kabubaten Brebes, Jawa Tengah.
Jumlah tersebut diperoleh dari data resmi Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes yang dibenarkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.