Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Tawarkan India Kerjasama 10 Industri Prioritas

Kompas.com - 18/07/2016, 22:47 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian mengajak India untuk kerjasama dalam sepuluh sektor industri prioritas.

Menteri Perindustrian Saleh Husin melakukan pertemuan dengan Presiden Confederation of Indian Industry (CII) Naushad Forbes dan pelaku usaha India dalam rangka mengundang untuk berinvestasi di Indonesia dan bekerjasama dalam bidang industri.

”Kita memiliki semangat yang sama dengan India untuk memiliki industri yang kuat dan berdaya saing," kata Menperin Saleh Husin dalam keterangan resminya, Senin (18/7/2016).

Dalam pertemuan tersebut, Menperin menawarkan kepada para pengusaha India untuk berinvestasi di 10 sektor industri prioritas, yakni industri pangan, industri farmasi, kosmetik dan alat kesehatan; industri tekstil, kulit, alas kaki dan aneka, industri alat transportasi, industri elektronika dan telematika atau ICT.

Selanjutnya, industri pembangkit energi, industri barang modal, komponen, dan bahan penolong; industri hulu agro, industri logam dasar dan bahan galian bukan logam, serta industri kimia dasar berbasis migas dan batubara.

Data Kemenperin menaparkan, India merupakan negara mitra dagang terbesar ke-8 bagi Indonesia.

Transaksi perdagangan antara kedua negara mencapai 14,6 miliar dollar AS atau Rp 197,1 triliun. Sedangkan investasi di sektor industri, pada tahun 2015, India telah melakukan investasi di Indonesia sebanyak 43 proyek dengan nilai investasi sebesar 15,5 juta dollar AS.

Presiden CII Naushad Forbes juga menegaskan India menginginkan bertambahnya perusahaan mereka yang berinvestasi di Indonesia dan sebaliknya mengundang pelaku industri asal Indonesia memanfaatkan peluang bisnis di negara tersebut.

“CII akan membantu proses investasi dengan berbagi informasi tentang prospek usaha serta mempertemukan dengan perusahaan manufaktur India. Hal yang sama juga kami harapkan secara timbal balik, apalagi sejarah kerja sama kedua bangsa telah berlangsung sangat lama,” ujar Naushad.

Sementara itu, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Harjanto mengatakan kedua negara dapat bermitra saling memperkuat industri dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing negara.

“Kita dapat memanfaatkan teknologi dari India seperti pembangkit listrik dan industri tekstil. Sebaliknya, kita dapat berperan lebih banyak dalam memasok consumer goods, baik barang-barang konsumsi produk industri pengolahan pangan, perawatan tubuh dan lain-lain. Hal ini memanfaatkan populasi India yang mencapai 1,2 miliar jiwa,” ulasnya.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, perusahaan India dan Indonesia dapat bermitra di industri yang mendukung pembangunan infrastruktur seperti program pembangkit listrik 35.000 MW, jaringan transmisi listrik 46.000 kilometer dan industri galangan kapal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com