JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana membantah telah memberikan kontrak kerja kepada pilot selama 15 tahun. Menurut dia, kontrak yang diberikan kepada pilot bukan kontrak kerja melainkan kontrak pendidikan.
"Dikontrak 15 tahun itu adalah program pelatihan. Pilot kami rekrut sejak lulus SMA, kami training dengan biaya sendiri, sampai jadi pilot sampe bisa terbang dengan gaji puluhan juta," ujarnya saat ditemui, di Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini mengatakan, harusnya para Pilot menghargai pihak Lion Air karena telah diberikan pendidikan hingga bisa terbangkan pesawat tanpa mengeluarkan uang.
"Maksud saya adalah harus menghargai, lulus sma maaf mereka (Pilot) cari kerjaan sudah dilatih, dengan biaya begitu besar, setelah jadi pilot ngeluh nggak boleh dong," ucapnya.
Dirinya juga tidak melarang jika Pilotnya ingin keluar dan bekerja di maskapai lain. Asalkan, perusahaan yang ingin merekrut pilot Lion Air membayar biaya pendidikan yang telah dikeluarkan.
"Mereka boleh pergi, kalau mereka berhenti pembajaknya harus bayar dong. Kami hanya ingin menjaga investasi, jika ada perusahaan yang mau ambil (Pilot) boleh. Kami tidak bisa cegah, tetapi harus bayar, itu tujuannya," pungkasnya.
Seperti diketahui, para pilot menuding pihak Lion Air telah menahan mereka untuk pindah ke maskapai lain dengan berikan kontrak kerja selama 15 tahun.
Para pilot juga akan dikenakan sanksi sebesar Rp 7 miliar jika mereka ingin kelua dari Lion Air.