Bukan hanya itu, kita perlu meneliti lebih lanjut terhadap apa yang disebut likuiditas. Bila harga naik, naik dan naik tetapi tidak pernah ada yang beli sama juga bohong!
Contoh sederhana dapat kita perhatikan table di atas tentang kisaran permintaan dan penawaran.
Terlihat bahwa over demand ada pada range harga yang kecil. Sementara pada harga yang diatas Rp 400,59 juta, terjadi sebaliknya dengan lebih banyak yang menawarkan daripada yang berminat.
Bila mengacu kepada posisi tersebut, maka dapat kita asumsikan terjadi kekurangan likuiditas pada pangsa pasar properti setidaknya selama 1 tahun terakhir ini pada areal tersebut.
Bagaimana dengan saham propertinya?
Berdasarkan screenshot harga BSDE pada 11 Agustus 2016, bila Anda ingin menjual saham BSDE detik ini juga maka harga di level Rp 2.320 siap ditampung oleh pembeli.
Artinya tidak ada persoalan likuditas.
Dengan membeli saham properti, setidaknya Anda juga tidak membutuhkan dana yang besar.
Contohlah saham BSDE diatas, Anda dapat membelinya hanya Rp 233.000 (2330 x 100) per 1 lot.
Nanti dulu, apakah ini berarti saya anti dalam memiliki properti? Tidak juga!
Justru kita perlu memahami bahwa euforia dengan asal membeli properti tanpa sebuah analisa justru sebenarnya membahayakan Anda.
Namun memiliki properti yang tepat membuat Anda lebih nyaman dibandingkan hanya dengan memiliki saham berbasis properti.
Salam investasi untuk Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.