JAKARTA, KOMPAS.com - Yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun masih bisa diturunkan, karena beberapa sentimen positif.
PT Mandiri Sekuritas memperkirakan yield obligasi pemerintah tahun ini bisa di level 6,54 persen.
Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang mendorong sentimen positif untuk penurunan yield obligasi pemerintah.
Pertama, fundamental ekonomi domestik dan global masih positif. Inflasi hingga bulan Agustus yang rendah, mengindikasikan inflasi hingga akhir tahun akan berada di bawah target Bank Indonesia (BI).
Dengan demikian, kata Handy, terbuka ruang bagi BI untuk melakukan pemotongan suku bunga.
"Pasar obligasi akan positif kalau suku bunga bank mengalami penurunan," kata Handy di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Handy menuturkan, dari sisi global, pengaruh bank sentral di beberapa negara masih kuat, namun yang utama adalah dari Amerika Serikat.
US Non farm payroll dan ISM manufacturing USD data yang berada di bawah ekspektasi pasar mendorong ekspektasi suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (FFR) bakal meningkat di bulan September, menjadi rendah.
Indonesia juga masih memberikan real yield yang tinggi dibandingkan negara-negara emerging market lainnya.
Faktor kedua yaitu permintaan dan penawaran yang masih kondusif. Handy menyampaikan, pemerintah berhasil melakukan front loading hingga 90 persen dari target sampai dengan awal bulan September.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.