Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengelola Sampah Perkotaan Jadi Energi Listrik, Apa Kendalanya?

Kompas.com - 30/09/2016, 12:45 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Kompas TV Siswa SMA Ubah Kotoran Hewan Jadi Baterai

Untuk melakukan pengelolaan sampah jadi listrik ini, Unsada saat ini sudah mengembangkan teknik pengolahan sampah organik jadi energi. Tetapi, untuk tahap yang lebih besar Unsada akan bekerja sama dengan STT PLN untuk mengelola sampah di wilayah Jakarta Timur.

Unsada dan STT PLN akan meneliti pengelolaan sampah di wilayah Pondok Kopi, Jakarta Timur. "Ini tantangan bagi kita semua," pungkas Aep.

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Herman Darnel Ibrahim, Senior Advisor PT Kaltimex Energi, dalam paparan seminarnya di Hari Listrik Nasional ke-71 di JCC Senayan, Kamis (29/9/2016) mengatakan bahwa potensi listrik yang dihasilkan oleh sampah di seluruh Indonesia mencapai 32 GW.

Sampah itu terdiri dari sampah perkotaan dan sampah tandan buah sawit.

Untuk sampah dari 500 kota di Indonesia rata-rata menghasilkan delapan juta ton sampah dengan potensi listrik yang dihasilkan hingga 2.000 MW. Sedangkan dari tandan buah sawit sekitar 110 juta ton per tahun dengan potensi energi 12.500 MW.

"Dengan teknologi yang tepat, 1.000 ton sampah kota bisa dikonversi jadi 35 MW-40 MW energi listrik. Di Indonesia, baru lima persen sampah kota yang dikonversi jadi energi listrik. Ini tentunya potensi besar," kata dia.

Herman mengajak investor lain turut serta memanfaatkan potensi sampah tersebut. Sebab pada tahun ini, Kaltimex akan fokus pada waste energy sebagai salah satu fokus bisnisnya.

"Kami saja, mengelola 10 persennya saja sudah bagus. Namun pengelolaan sampah ini sangat memerlukan kerja sama dengan pengaku kepentingan yang lain seperti Pemda serta PLN," lanjut dia.  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com