SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut, ekonomi syariah masih menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Kedua hal tersebut, kata dia, tidak mudah diselesaikan dan membutuhkan waktu.
Darmin menyampaikan hal ini dalam sambutannya pada acara Indonesia Syari'a Economic Festival di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/10/2016) malam.
"Ada persoalan SDM (sumber daya manusia). Memang dia pendatang belakangan dibandingkan dengan yang konvensional, sehingga dia harus bisa menunjukkan bahwa dia punya identitas sendiri, kelebihan," kata Darmin.
Darmin menuturkan, fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim merupakan satu potensi yang dapat mengembangkan ekonomi syariah.
Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia sudah sangat terbiasa dengan produk keuangan konvensional.
Dengan demikian, Darmin menyoroti pentingnya memperkenalkan produk keuangan syariah. Selain itu, lembaga keuangan syariah juga harus menunjukkan kelebihannya dan kelebihan produk keuangan syariah, sehingga masyarakat pindah dari konvensional ke syariah.
Darmin pun menuturkan pentingnya menyederhanakan istilah-istilah keuangan syariah yang selama ini menggunakan bahasa Arab.
Menurut Darmin, keuangan syariah seharusnya tidak lagi menggunakan beragam istilah yang asing bagi masyatakat. Darmin mengungkapkan, ada baiknya istilah-istilah keuangan syariah tidak menggunakan bahasa Arab.
Dengan demikian, layanan dan produk keuangan syariah bisa lebih dikenal dan berkembang meluas ke seluruh masyarakat.
"Bikin yang sederhana, orang sekali dengar saja mengerti. Produk keuangan syariah itu memang perlu diubah menjadi nama yang dikenal baik oleh masyarakat," ungkap Darmin.