Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Manajer Jadi Petani Sukses, Apa Rahasianya?

Kompas.com - 09/12/2016, 09:03 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Keberhasilan Agung beralih profesi menjadi petani ternyata membuktikan, kalau menjadi orang sukses tak harus identik dengan jabatan tinggi di perusahaan. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman di suatu bidang pertanian misalnya, Anda pun bisa sesukses Agung.

Maka dari itu, Anda sebaiknya menyiapkan rencana matang sebelum memutuskan beralih profesi. Pengalaman dan pengetahuan dalam bidang pertanian dapat jadi modal pertama.

Seperti kisah Agung di atas, Anda bisa meniru cara dia yang mulai belajar menanam padi sewaktu masih bekerja. Usahakan pula Anda sudah punya dana cadangan atau tabungan.

Anda akan membutuhkan dana tersebut saat terjadi hal-hal di luar kendali. Gagal panen karena cuara buruk atau terserang hama misalnya.

Saat kerja keras Anda di tanah garapan sudah menghasilkan, jangan pula langsung menjual hasil panen ke tengkulak. Anda bisa meniru strategi penjualan direct selling yang diterapkan Agung untuk mendapatkan harga jual tinggi.

Biasanya harga jual hasil panen akan dihargai tinggi bila dibeli oleh konsumen. Berbanding terbalik dengan tengkulak yang umumnya membeli dengan harga di bawah pasar, karena akan dijual kembali untuk memperoleh untung.

Untuk bisa menjalankan strategi direct selling Anda butuh kendaraaan pengangkut. Tak cuma itu, kendaraan tersebut juga bisa melalui jalan-jalan sempit di kota dan pedesaan.


Daihatsu Hi-Max 
misalnya. Mobil pick-up dengan panjang 3,395 meter, lebar 1,475 meter, tinggi 1,77 meter, dan wheelbase 1,9 meter ini punya jangkuan putar 4 meter, sehingga lincah di jalanan kecil.

"Pick-up ini bisa cocok di Indonesia. Jagoan jalan sempit," ucap Executive Chief Engineer Daihatsu Motor Corporation Kazutoshi Sakamoto, seperti dilansir Kompas.com, Kamis(10/10/2016).

Dengan pilihan kendaraan seperti itu, strategi direct selling yang Anda canangkan pun bisa berjalan optimal. Keuntungan pun bisa Anda raih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com