JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan menjalin kerja sama dengan Iran di sektor minyak dan gas (Migas). Didampingi para menterinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menindaklanjuti kerja sama bilateral ini dengan pemerintahan Iran.
"Kunjungan Presiden bersama jajaran menteri adalah dalam rangka mengkonkretkan kerja sama di bidang migas. Inilah yang akan menjadi prioritas kerja sama dengan Iran," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Rabu (14/12/2016).
Retno menuturkan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan sebelumnya telah menjajaki pertemuan dengan jajaran pimpinan perusahaan MAPNA Group dan The National Iranian Oil Company (NIOC).
MAPNA Group adalah konglomerasi perusahaan industri bergerak di bidang kelistrikan, energi dan transportasi, pabrikan peralatan boiler, turbin uap dan gas, generator listrik dan peralatan terkait lainnya, serta investor. Sementara itu, NIOC adalah produsen minyak dan gas nomor tiga terbesar di dunia.
"Impor minyak mentah atau LPG akan dibicarakan serta kerja sama teknis di bidang gas turbin antara MAPNA dan PLN. Ada juga kemungkinan dibuka counter trade (barter) Indonesia-Iran," kata Jonan.
Selama berada di Teheran, Presiden Jokowi akan menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) di bidang mutual legal assistance, Ekstradisi, Kelistrikan dan Energi Terbarukan.
Presiden didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.
Presiden Jokowi juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, Ketua Parlemen Iran Ali Larijani, dan Pemimpin Agung (Supreme Leader) Iran Ayatollah Seyed Ali Khameinei.
Selain itu, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga akan beramah tamah dan santap malam bersama masyarakat Indonesia di Wisma Indonesia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.