Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang: Harga Cabai Sulit Dikendalikan

Kompas.com - 26/12/2016, 14:29 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, sebelum Natal hingga setelah Natal harga komoditas cabai masih terpantau tinggi dan cenderung tidak dapat dikendalikan.

"Beberapa komoditas terpantau tinggi khususnya cabai rawit merah dan cabai rawit hijau dan ini memang tidak bisa dikendalikan," ujar Mansuri kepada Kompas.com, Senin (26/12/2016).

Mansuri mengatakan, dengan kenaikan tersebut saat ini IKAPPI tengah melakukan pemantauan harga dan pasokan komoditas cabai di wilayah Jawa Timur.

"Saat ini kami sedang berada di Surabaya untuk memastikan apakah komoditas ini (cabai) benar-benar langka atau tidak di daerah, kami cek di beberapa pasar wilayah Jember, Lumajang dan memang barangnya ada namun harganya tinggi," tambahnya.

Menurutnya, harga komoditas cabai rawit merah di wilayah Jawa Timur sudah mencapai Rp 50.000 per kilogram (kg), sedangkan di Jakarta sudah mencapai Rp 75.000 per kg. "Ini artinya memang harganya sudah sulit untuk dikendalikan," tegasnya.

Saat ini komoditas lain juga terpantau naik harganya dan cenderung tidak menurun. "Yang terpantau naik dan tidak mau turun seperti bawang putih, ini karena bawang putih memang impor dan ini terjadi bukan hanya di Jakarta saja tetapi juga di daerah-daerah lain. Secara nasional beberapa komoditas yang naik itu sama mulai dari cabai, bawang putih, sayur mayur, minyak goreng juga naik," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, menjelang Natal dan Tahun Baru 2017 ada beberapa hal yang menyebabkan adanya gejolak harga pangan.

"Libur panjang ada potensi kenaikan harga karena disebabkan beberapa hal. Pertama, karena transportasi ada buka tutup lalu lintas truk barang," ujar Enggar.

Kedua, ada beberapa upaya dari spekulan mengambil peluang di saat libur panjang. Ketiga, kondisi cuaca di akhir tahun yang memiliki curah hujan tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya melakukan antisipasi sejak dini dengan melakukan identifikasi ketersediaan stok komoditas pangan di berbagai daerah.

"Kemendag identifikasi ketersediaan stok bahan utama secara nasional dan kemudian kami melihat penyaluran di daerah-daerah apakah stok sudah tersalurkan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com