Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Masyarakat Turun, Haruskah Berarti Tutup Usaha?

Kompas.com - 06/01/2017, 08:27 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis

Dana Moneter Internasional (IMF) pun memperkirakan laju inflasi Indonesia pada 2017 akan naik lagi dibandingkan pada 2016, menjadi 4,2 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi untuk kawasan Asia Tenggara.

Sebelumnya, IMF dalam World Economic Outlook yang dilansir pada Oktober 2016 tersebut memperkirakan inflasi Indonesia sampai akhir tahun ini akan berada di level 3,7 persen.

Inflasi merupakan indikator yang salah satunya memperlihatkan fluktuasi harga barang dan jasa di masyarakat. Angka inflasi naik dapat berarti harga barang dan jasa lebih mahal, yang itu bisa berimbas pada berkurangnya kemampuan masyarakat mendapatkan barang dan jasa tersebut.

Tantangan strategi

Menyambut 2017, antisipasi atas beragam proyeksi yang dapat menjadi ancaman kerugian bisnis sebaiknya sudah dilakukan oleh perusahaan dari sekarang. Sejumlah strategi mesti dijalankan sesegera mungkin, daripada buru-buru memutuskan menutup usaha.

Terlebih lagi, IMF juga memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 akan lebih baik dibandingkan tahun ini. "Diharapkan tumbuh 5,1 persen," sebut IMF dalam paparan yang dilansir pada 24 November 2016.

Selagi peluang masih ada—beriringan dengan tantangan yang juga tak ringan—langkah-langkah seperti penghematan layak dipertimbangkan. Ambil contoh, kantor pusat Toyota di Jepang.

Perusahaan itu sekarang mematikan fungsi dua dari delapan lift serta menyesuaikan ulang alat pengatur suhu (AC) di gedung perkantorannya. Meski terlihat sepele, langkah ini memangkas sejumlah biaya operasional yang menjadi beban perusahaan.

Toyota, seperti dikutip BBC pada Jumat (8/7/2016), menyebut langkah itu sebagai bagian dari komitmen untuk meningkatkan daya saing. "(Dengan) mengurangi pemborosan," sebut pernyataan dari perusahaan itu.

Scott Brownlee, general manager untuk hubungan media dan media sosial Toyota di Inggris, menambahkan bahwa filosofi perusahaannya adalah mengidentifikasi dan membuat keuntungan, sekecil apa pun itu tampaknya.

"Maksudnya, penghematan atau keuntungan kecil—tidak peduli seberapa kecil dibandingkan keseluruhan nilai operasional—pada akhirnya akan berkontribusi terhadap total keuntungan perusahaan," ujar Brownlee, seperti dikutip Independent, pada hari yang sama.

Strategi serupa dipraktikkan juga oleh perusahaan nasional. PT Antam (Persero) Tbk, misalnya.


Di tengah keterpurukan harga komoditas global, perusahaan ini menggiatkan efisiensi demi mempertahankan daya saing. Efisiensi antara lain dijalankan dengan mengubah jenis dan model pembelian bahan bakar untuk kegiatan produksi dan pengolahannya.

Saat ini, Antam lebih banyak menggunakan Marine Fuel Oil (MFO) yang harganya relatif lebih murah dibandingkan solar industri. Adapun pembeliannya diubah menggunakan sistem Vendor Held Stock.

Memakai sistem pembelian itu, tangki penampungan bahan bakar Antam akan diisi penuh terlebih dahulu oleh vendor, tetapi pembayaran dilakukan sesudah dan sesuai pemakaian. Skema ini mengizinkan perusahaan pelat merah tersebut terus berproduksi tanpa beban biaya di muka.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com