Secara umum, kenaikan harga saham emiten Grup Bakrie ditopang oleh dua sentimen, yakni kenaikan harga komoditas serta restrukturisasi utang mereka.
Meski demikian, analis Semesta Indovest, Aditya Perdana Putra, mengatakan, kendati dari sisi likuiditas, volume, dan frekuensi transaksi cukup tinggi, saham emiten Grup Bakrie masih berisiko.
"Untuk jangka panjang masih berisiko," kata Aditya. Artinya, investor harus tetap waspada.
Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, saham BUMI yang masuk LQ45 bisa dilirik.
"Dengan memilih LQ45, kita sudah meminimalisasi risiko likuiditas," kata dia. (Narita Indrastiti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.