Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Bioterorisme Akan Dibawa ke Forum G-20

Kompas.com - 27/01/2017, 19:26 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meningkatnya ancaman bioterorisme, penyebaran virus atau bakteri secara sengaja melalui tanaman atau hewan, ditanggapi serius oleh pemerintah.

Bahkan, ada peluang isu tersebut dibawa ke forum negara-negara G-20. "Kalau itu (ancaman bioterorisme) meningkat, dan menjadi ancaman lintas batas, itu nanti kami angkat di sana (forum G-20)," ujar Deputi Koordinasi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Rizal Affandi Lukman, saat acara media briefing di Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Menurut ia, ancaman bioterorisme sudah nyata bila melihat kasus yang terjadi belum lama ini. Kasus itu yaitu ditemukannya ribuan batang tanaman cabai berbakteri yang ditanam oleh warga negara Tiongkok di Bogor.

Ribuan batang tanaman cabai itu mengandung bakteri Erwina Chrysanthem yang bisa menular dan menimbulkan penyakit pada tanaman lainnya, termasuk menyebabkan gagal panen.

Bahkan beberapa kasus bioterorisme bisa membahayakan kesehatan manusia. Kementerian Pertanian sendiri mengaku sudah mulai berbicara dengan Kementerian Kesehatan agar bisa membawa isu seputar bioterorisme ke forum G-20 yang akan digelar pada Juli 2017 di Jerman.

Di dalam forum G-20 sendiri, isu ketahanan pangan menjadi salah isu yang perhatian. Bahkan dalam pertemuan menteri-menteri pertanian negara G-20 beberapa waktu lalu, isu seputar bioterorisme menjadi isu yang paling lama diperdebatkan.

Selama ini negara-negara maju memang sangat memproteksi masuknya produk pertanian dan perikanan untuk mencegah masuknya virus atau bakteri dari negara lain. "Ini (isu bioterorisme) tidak hanya concern Indonesia saja, tetapi juga negara-negara maju," kata Rizal.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron mengingatkan pemerintah untuk sangat hati-hati terhadap ancaman bioterorisme, yaitu penyebaran virus atau bakteri secara sengaja yang bisa menimbulkan kematian tumbuh-tumbuhan atau hewan, bahkan manusia.

Salah satu titik krusial dari isu bioterorisme adalah daerah perbatasan. Oleh karena itu, ia berharap badan karantina pertanian bisa menjalankan tugas lebih baik untuk menangkal bioterorisme sejak dari pintu masuk negara tersebut.

"Isu bioterorisme sangat penting, karena masa depan adalah masa perang dalam tanda kutip, bisa perang ekonomi, bisa perang daya saing. Pada dunia seperti ini, kita harus waspada kepada sesuatu yang tidak kasat mata," kata Herman.

Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini mengatakan, pihaknya sudah menaruh perhatian khusus terhadap benih-benih tanaman yang berasal dari luar Indonesia. Pengambilan sampel dan uji laboratorium jadi tolok ukurnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com