Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Nikel Diperkirakan Turun Jadi 9.500 Dollar AS Per Ton

Kompas.com - 31/01/2017, 19:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahana Securities menurunkan proyeksi harga nikel dari sekitar 12.500 dollar AS per ton menjadi 9.500 dollar AS per ton. Kebijakan Filipina menghentikan kegiatan tambang 20 perusahaan karena isu lingkungan diperkirakan akan mempengaruhi harga nikel.

Tetapi, kebijakan pemerintah Indonesia merelaksasi aturan ekspor mineral sehingga mendorong produksi lebih tinggi dari permintaan, kemungkinan akan membuat harga nikel jatuh di bawah 10.000 dollar AS per ton, atau bisa turun 16,8 persen dibandingkan harga tertinggi 2016 di level 11.589 dollar AS per ton.

"Akibatnya, Bahana juga merevisi proyeksi untuk saham Vale Indonesia (INCO) yang sebelumnya 'buy' menjadi 'reduce' dengan target harga 2.040," kata Analis Bahana Securities Andrew Franklin Hotama melalui keterangan tertulis, Selasa (31/1/2017).

Sementara itu, untuk PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, Bahana memperkirakan perusahaan berkode saham ANTM ini bakal bisa melakukan ekspor lebih dari 1 juta Wet Metric Ton (WMT) per tahun. Dengan perkiraan itu, ANTM akan mengantongi tambahan keuntungan sekitar Rp 320 miliar.

"Dengan adanya tambahan profit ini, Bahana sedang berhitung kembali untuk target price ANTM yang saat ini sebesar 830," imbuh Andrew.

Tak ketinggalan AKR Corporindo juga bakal memetik keuntungan dari menggeliatnya kembali kegiatan ekspor mineral di Indonesia. "Bahana merekomendasikan beli untuk kode saham AKRA ini dengan target harga 8.000," kata Andrew.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com