Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Kembali Melonjak, Mungkinkah karena Faktor Alam?

Kompas.com - 10/02/2017, 08:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

Kompas TV Harga Mahal, Pedagang Oplos Sejumlah Cabai

"Faktor hujan sangat berpengaruh, misalkan satu hari petik (cabai) satu kuintal per hektar, kemudian selama tiga hari ke depan, petik tidak bisa sama satu kuintal per hektar, jika hujan yang merah langsung alami penurunan, jangankan hujan, mendung saja bisa melambat kalau rawit," ungkapnya.

Dirinya mengakui, selain faktor alam, komoditas cabai rawit merah yang ditanam oleh petani di wilayah Jawa Tengah harus melewati sembilan mata rantai distribusi hingga sampai ke tangan konsumen.

"Dari tangan petani sampai ke konsumen bisa sembilan, itu harus dipangkas," paparnya.

Petani sebagai motor produksi pangan dinilai belum mampu mengendalikan dan memangkas mata rantai distribusi pangan yang masih panjang.

Menurut dia, saat ini kelompok tani binaannya telah memotong rantai distribusi di tingkat pengepul dan pengirim, hingga barang produksi petani langsung dikirimkan ke bandar di


Jakarta.

"Bisa saja kelompok tani kirimkan sendiri, tetapi tidak ada jaringan, mereka (bandar) kuasai jaringan, meski kita buka kios di pasar, tapi keamanan bagaimana, penipuan sangat tinggi, dan kita tidak berani," ungkapnya.

Dugaan permainan nakal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mensinyalir, fenomena lonjakan harga cabai diduga kuat karena ada pihak-pihak yang mendistorsi pasar, terutama dijalur distribusi, modus operandinya pun beragam, mulai dari penimbunan, praktik kartel oleh pedagang besar, hingga distributor.

YLKI mendesak agar pemerintah menindaklanjuti persoalan lonjakan harga cabai melalui Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) agar melakukan pengusutan dan penyidikan yang mengarah pada tindak pidana ekonomi.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap produksi komoditas pangan, selalu mengakui bahwa produksi cabai di Indonesia tidak mengalami masalah, hanya faktor curah hujan yang tinggi dan petani cabai tidak dapat melalukan panen.

Dirinya juga mengakui, produksi cabai saat ini masih mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Tapi produksi aman kan, tidak ada impor, cabai, bawang, dan beras," ungkapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com