Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Digital Sedang Melanda, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 05/03/2017, 15:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - David Webster, President APJ Enterprise Business Dell EMC menyatakan bahwa gelombang digital telah muncul sejak beberapa waktu lalu, namun saat ini, gemanya semakin besar.

Menurut dia, transformasi digital besar lainnya segera hadir. Mereka yang menyambut perubahan, akan menciptakan peluang baru dan mereka yang tidak, akan berisiko ditinggalkan.

Melalui tulisan yang dikirimkan ke Kompas.com, Webster mengatakan bahwa modernisasi tidak lagi berarti hanya mengimbangi perkembangan. Namun, cepatnya perubahan telah mengubah tujuan Anda untuk melengkapi diri Anda dengan perangkat yang akan menentukan masa depan Anda.

Dengan revolusi industri keempat, era digital baru telah dimulai. “Mobile first” menjadi mantra bagi orang dan bisnis.

"Bergabung bersama mereka di cloud adalah Internet of Things, dimana data dari jaringan perangkat pintar dan sensor menciptakan analitik, yang akan memberikan solusi lebih cepat dan lebih responsif," tulis Webster.

Sama halnya seperti ketiga revolusi industri sebelumnya yang menciptakan perubahan sosial yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh generasi sebelumnya. 

Skala disrupsi dalam sistem sosial dan politik kita yang timbul karena penggabungan dunia biologis, fisik dan digital juga akan menjadi luar biasa. Ketakutan akan kompleksitas tidak lagi menjadi alasan kuat untuk menunda transformasi digital.

Kehadiran Tesla, Airbnb, Uber dan Netflix bukan satu-satunya hal mengganggu industri mereka. Gelombang digital ada dimana-mana.

Menurut PwC, 3-D printing mengancam 41 persen kargo udara dan 37 persen pengiriman kargo melalui laut. Industri keuangan menonton saat Google dan Apple memasuki bisnis pembayaran dan kita tidak perlu menjelaskan lagi apa yang terjadi di media.

Anda dapat menjadi pengganggu atau terganggu, itulah mengapa banyak perusahaan mulai mengambil tindakan sekarang, lanjut Webster. 

Survei IDC menunjukkan bahwa akhir tahun 2017, 60 persen dari 1.000 perusahaan besar di wilayah Asia Pasifik akan menjadikan transformasi digital pusat dari strategi perusahaan mereka.

Tidak hanya pemain pasar baru mengancam bisnis Anda, ekspektasi pelanggan Anda juga telah berubah drastis, kata Webster. 

Sebagai contoh, mereka sekarang mengharapkan pengalaman mobile yang sempurna, terutama di Asia Pasifik, yang memiliki jumlah pelanggan mobile terbesar di dunia. 

Economist Intelligence Unit memperkirakan pada 2019, akan ada 117 pelanggan mobile untuk setiap 100 orang di kawasan tersebut.

Namun, transformasi tidak akan berhasil dengan hanya melalui sejumlah sistem cloud dan aplikasi mobile. Sangat mudah untuk tersesat dalam timbunan data yang tidak seorang pun tahu apa yang harus dilakukan dengan data tersebut.

Kisah sukses akan menjadi milik mereka yang menyatukan semua potensi ini untuk menciptakan wawasan yang dapat diterapkan dan melengkapi diri mereka dengan sistem yang responsif terhadap fleksibilitas ketika dibutuhkan.

Agar dapat berinovasi dengan sukses, Webster menyarankan perusahaan harus fokus pada tiga area utama untuk transformasi digital mereka.

1. Libatkan karyawan Anda

Di banyak negara, jumlah tenaga kerja milenial telah melebihi Gen X dan Boomer dan pada 2020, jumlah mereka akan mendominasi setengah dari tenaga kerja global. Pada 2025, mereka akan mendominasi tiga perempat tenaga kerja di Australia.

Untuk menarik minat generasi yang pintar ini, perusahaan harus memberdayakan mereka dengan perangkat yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Mereka menginginkan pengalaman yang mereka dapat sebagai pelanggan untuk diaplikasikan dalam pekerjaan.

2. Mendukung Inovasi

Tidak ada gunanya membuat permukaan baru diatas bingkai yang tidak dibangun untuk mendukungnya dan ini lebih dari sekedar menjalankan fungsi cloud dan mobile.

Peran TI perusahaan berubah, menjadi lebih fokus pada bisnis, dengan para pempimpin TI yang berusaha untuk menjadi lebih strategis.

Namun, permintaan untuk data center makin meningkat. Seiring dengan bertambahnya kapasitas storage, keinginan kami untuk mengoleksi data dan memprosesnya untuk memperoleh wawasan juga meningkat.

Dunia digital tumbuh dua kali lipat setiap tahun dan akan meraih 44 zettabytes pada 2020. TI harus mengelola permintaan untuk sistem ini dan menghemat biaya tanpa mempengaruhi kinerja secara negatif.

3. Mengubah Bagaimana Mendefinisikan Proteksi Data

Tentu saja Anda tidak dapat mengubah peraturan permainan dan berharap keamanan untuk mengimbanginya secara otomatis. Cara kami menyimpan dan mengakses informasi telah berubah, demikian pula dengan ancaman.

Dengan informasi yang dapat diakses dari berbagai lokasi dan perangkat, dan data yang bergerak antara publik, pribadi dan lingkungan hybrid cloud, strategi keamanan perlu diubah.

Menurut survei Vanson Bourne terhadap para pengambil keputusan TI, sekitar setengah dari perusahaan percaya data mereka di cloud tidak terlindungi. Selain itu, hanya 20 persen yakin solusi proteksi data mereka dapat mengimbangi kecepatan dan kemampuan flash array.

Terkait dengan infrastruktur TI, keamanan Anda harus lebih pintar dan lebih agile dengan menggunakan sistem intelijen yang mendeteksi ancaman lebih cepat dan meresponnya dengan segera.

Dahulu keamanan sering disalahkan atas lambatnya proses, tapi sekarang keamanan menjadi mitra untuk melangkah ke depan.

Waktunya untuk Bertindak

Di akhir tulisannya, Webster menyimpulkan bahwa dengan tingkat perubahan teknologi saat ini, banyak perusahaan terintimidasi dengan tantangan.

"Namun, revolusi industri keempat telah menjelma dari teori menjadi realitas dan tidak hanya transformasi digital ini dapat diraih, tapi juga memperkuat perjalanan Anda ke depan," ujar dia. 

Walaupun dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus, kuncinya adalah bekerja sama dengan mitra yang memahami kebutuhan akan pendekatan holistik dan dapat membantu Anda bertindak sebelum disrupsi selanjutnya di sektor Anda. Ini akan memberikan Anda peluang dalam menciptakan masa depan Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com