Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Capital Pimpin Pendanaan untuk "Startup Fintech" Amartha

Kompas.com - 07/03/2017, 12:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) memimpin pendanaan untuk investasi perusahaan rintisan atau startup layanan keuangan berbasis digital (financial technology/fintech) peer-to-peer lending Amartha.

Selain MCI, investor lain yang berpartisipasi adalah Lynx Asia Partners, Beenext, dan Midplaza Holding.

Amartha adalah fintech yang fokus pada bisnis peer-to-peer lending untuk masyarakat yang belum terjangkau bank (unbanked) di Indonesia.

Amartha menyediakan platform website untuk peminjam dan pemberi pinjaman secara online. Pemberi pinjaman bisa mengakses informasi mengenai peminjam secara menyeluruh, antara lain peruntukan pembiayaan, latar belakang, hingga skor kredit yang dimiliki.

"Model bisnis Amartha sangat penting bagi perekonomian karena mampu memberikan solusi untuk menyentuh masyarakat unbanked," kata Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro dalam konferensi pers di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2017).

Eddi menjelaskan, penanaman modal yang dilakukan MCI dan beberapa investor kepada Amartha ini adalah kategori A series fundraising.

Meski tak menjelaskan nilai investasi secara rinci, Eddi mengungkapkan lazimnya adalah sebesar 2 juta hingga 5 juta dollar AS.

"Lazimnya ke perusahaan startup fintech kalau dilakukan series A fundraising adalah antara 2 juta sampai 5 juta dollar AS. Ini konsisten," jelas Eddi.

Pada kesempatan yang sama, CEO dan pendiri Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengungkapkan, pihaknya berupaya untuk memodernisasi segmen mikro. Sehingga, tercipta segmen pasar baru yang memungkinkan masyarakat pada lapisan piramida terbawah memperoleh alternatif permodalan bagi bisnis mereka.

"Yang membuat Amartha menarik adalah siapa yang dijangkau, yakni usaha-usaha sederhana, rumahan, di pelosok kampung dan desa-desa," ungkap Taufan.

Hingga saat ini Amartha sudah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 68 miliar kepada sekitar 28.000 pengusaha mikro perempuan. Adapun tingkat gagal bayar mencapai nol persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com