Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pembangunan Tanggul di Teluk Jakarta Begitu Mendesak?

Kompas.com - 12/05/2017, 11:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin menurunnya permukaan tanah di Jakarta menyebabkan ancaman banjir di wilayah utara ibu kota kian besar. Terutama ancaman banjir yang datang dari laut atau banjir rob.

Dengan demikian, perlu dibangun tanggul untuk menanggulangi banjir rob di wilayah utara Jakarta tersebut.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memprediksi banjir akan terus menjadi ancaman warga, jika tak ada pembangunan tanggul.

"Pilihannya adalah, kalau tidak ada tanggul, Jakarta sangat mungkin akan kebanjiran makin banyak dari laut," kata Bambang kepada Kompas.com, di kantornya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2017).

Pasalnya, Semarang dan kota lain di wilayah pantai utara kerap terendam banjir rob. Selama musim hujan, terjadi peningkatan permukaan air laut di kawasan-kawasan tersebut.

Pertanyaannya, kata Bambang, apakah peristiwa banjir rob itu akan dibiarkan menjadi bencana langganan di Jakarta. Meskipun nantinya banjir rob ini hanya akan mengancam warga yang tinggal di wilayah utara Jakarta.

Warga yang tinggal di wilayah barat, timur, pusat, dan selatan Jakarta mungkin tak akan merasa banjir rob sebagai ancaman.

"Tapi bagaimana (nasib) saudara kita yang tinggal di wilayah utara? Apakah kita rela melihat mereka hidup dalam beberapa bulan setiap setahun terancam banjir? Banjir ini bukan hanya membuat hidup enggak nyaman, tapi keadaan ekonomi mereka juga terganggu," kata Bambang.

Di sisi lain, Bambang menjelaskan kurang baiknya distribusi air bersih di seluruh wilayah Jakarta menyebabkan warga terus menggali sumur untuk mendapat air tanah.

Hal ini mengakibatkan penurunan muka tanah semakin parah. Jika penurunan muka tanah semakin parah, maka wilayah utara Jakarta semakin rawan terdampak banjir.

Selain itu, kata dia, intrusi air laut sudah mencapai wilayah Monas. Dia menyebut, air sumur di wilayah di sekitar Monas seperti Sawah Besar dan Mangga Besar sudah tidak murni air tawar. Melainkan sudah tercampur dengan air laut yang asin.

"Ini menunjukkan parahnya penurunan muka tanah di Jakarta. Ada unsur penurunan daratannya, tapi juga ada penurunan dasar lautnya," kata Bambang.

Tahapan Pembangunan Tanggul

Pemerintah membuat tahapan dalam pembangunan tanggul sebagai program penanggulangan banjir. Proyek pembangunan tanggul ini disebut dengan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

NCICD dibangun dalam tiga tahapan. Tahap pertama atau tahap A berupa penguatan sistem tanggul dan sungai yang telah ada dan ditargetkan selesai pada 2017. NCICD tipe A disebut juga dengan tanggul pantai.

Tanggul ini dibangun sepanjang 20 kilometer di wilayah yang menjadi "langganan" banjir rob. Skema pendanaan pembangunan tanggul pantai menggunakan APBD DKI dan APBN dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Adapun Kementerian PU-Pera mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 triliun pada APBN 2016 untuk pembangunan tanggul pantai ini.

Dia memprediksi tanggul pantai dapat menanggulangi terjadinya banjir rob hingga 10 tahun mendatang.

"Kalau penurunan tanah cepat, maka tanggul pantai harus disertakan upaya serius dan besar-besaran untuk menambah jalur air bersih di Jakarta berikut sumber air bersihnya. Karena Jakarta hanya berpedoman dengan Waduk Jatiluhur untuk sumber air baku, apa cukup?" kata Bambang.

Selain membangun tanggul pantai, solusi lain dalam menanggulangi banjir rob adalah pembangunan stasiun pompa baru, serta percepatan dan pembenahan sanitasi air.

Sementara itu tahap B akan dimulai pada periode 2018-2025 berupa konstruksi tanggul laut lepas di pantai bagian barat Teluk Jakarta. Sedangkan tahap C akan ditandai dengan pembangunan tanggul laut lepas pantai di Timur Teluk Jakarta.

Di dalam tahap B dan C juga akan terdapat reklamasi dan pembangunan 17 pulau. Dia berharap, pembangunan tanggul pantai ini dapat menahan kenaikan permukaan air laut. Jika tanggul pantai tidak dapat lagi menahan naiknya permukaan air laut, maka harus ada pengaman yang lebih kuat. "Berarti harus bangun tanggul laut," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com