Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan, Harga Pangan Ditentukan Stabilitas Pasokan dan Distribusi

Kompas.com - 16/05/2017, 20:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mensuri mengatakan, stabilitas harga pangan menjelang Ramadhan hingga Idul Firti utamanya ditentukan oleh ketersediaan pasokan dan kelancaran proses distribusi bahan pokok.

"Beberapa hari menjelang bulan Ramadhan beberpa kebutuhan pokok dikabarkan merangkak naik. Kenaikan harga bahan pokok ini memang menjadi momok setiap memasuki bulan Ramadhan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (16/5/2017).

(Baca: Mentan Harap Wilayah Penyangga Mampu Pasok Bahan Pangan untuk Ibu Kota)

Menurutnya, persoalan gejolak harga pangan menjadi persoalan yang belum terselesaikan oleh pemerintah. Mansuri menjelaskan, kenaikan harga pangan pada saat Ramadhan dan Idul Fitri juga dipengaruhi oleh kenaikan konsumsi masyarakat.

"Faktor permintaan yang tinggi memang cukup berperan atas kenaikan (harga) tersebut. Namun bila faktor permintaan yang tinggi tersebut tidak diimbangi oleh ketersediaan stok yang mencukupi, maka akan terjadi kelangkaan bahan pokok yang menyebabkan harga naik tinggi tidak terkendali," jelasnya.

Untuk itu, Ikappi menyarankan beberapa hal agar harga bahan pokok bisa terkendali oleh pemerintah.

"Pertama adalah validitas data Kementerian Pertanian harus memastikan stok bahan pokok ini tersedia dan mencukupi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan. Data data tersebut harus diungkap ke publik dan tentu pula harus bisa di pertanggungjawabkan," kata Mansuri.

Kemudian, memangkas rantai distribusi dan memastikan bahwa seluruh elemen yang dapat mengganggu proses distribusi pangan bisa ditanggulangi.

"Bila stok pangan tersedia, hal itu tidak serta-merta menjamin harga pangan bisa terkendali. Pada fase inilah proses distribusi pangan memiliki peran vital," lanjutnya.

Menurutnya, faktor yang dapat mengganggu proses distribusi pangan tidak hanya karena rantai distribusi yang panjang. Tetapi juga bisa disebabkan karena buruknya infrastruktur yang ada dan juga faktor cuaca maupun bencana alam.

Dia menegaskan, pemerintah tidak hanya memastikan stok aman dan tersedia. Namun juga harus memastikan proses distribusi pangan ini bisa terkendali.

"Memantau kenaikan harga di pasar pasar sama sekali tidak akan efektif apabila ternyata dalam masalah pada sektor hulu yaitu ketersediaan stok pangan dan proses distribusi ini diabaikan," pungkasnya.

(Baca: KPPU Awasi Distributor Bahan Pangan Jelang Ramadhan dan Idul Fitri )

Kompas TV Harga Jengkol Meroket Melebihi Harga Daging Ayam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com