JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengingatkan pentingnya transaksi non-tunai atau penerapan cashless society dalam kegiatan sehari-hari.
Hal ini sekaligus menanggapi peristiwa perampokan yang menyebabkan tewasnya seorang warga bernama Davidson Tantono, di Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (9/6/2017).
Davidson tewas dengan tembakan di kepala setelah mengambil uang sebesar Rp 350 juta tunai dari bank. Selain menembak Davidson, perampok juga mengambil uang milik bos koperasi tersebut.
"Idealnya dihindari pengambilan cash dalam jumlah banyak," kata Tulus dalam keterangan resminya, Jumat malam.
Adapun Davidson mengambil uang tunai untuk pembayaran gaji para pegawainya. Tulus mempertanyakan pembayaran gaji yang masih dilakukan secara tunai. Seharusnya, transaksi tersebut dapat dilakukan dengan transfer bank. Langkah itu lebih aman dan praktis bagi masyarakat.
"Yang paling ideal adalah mewujudkan cashless society. Termasuk soal gaji, jika dalam jumlah besar harus dilakukan payroll ke masing-masing rekening pegawai," kata Tulus.
Dengan demikian, manajemen perusahaan tak perlu mengambil uang dalam jumlah besar. Di sisi lain, dia menganggap wacana pembatasan tarik tunai oleh bank akan sulit terealisasi.
"Kalau pembatasan pengambilan tunai sepertinya agak susah diimplementasikan," kata Tulus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.