Semangatnya bertambah kala wali kota Jakarta Selatan berjanji padanya akan membantu dengan memasukkan dagangan Zakiah ke minimarket asalkan mempunyai surat izin usaha dari Dinas Usaha Kecil dan Menengah.
Singkat cerita, Zakiah berniat mengurus surat izin tersebut setelah Lebaran nanti.
Proses pembuatan
Serba-serbi proses pembuatan dodol diceritakan pula oleh Zakiah. Ia bilang pembuatan dodol memakan waktu yang tak sedikit.
"Selama 6 sampai 7 jam (hanya) untuk mengaduk, belum termasuk memeras kelapa dan mencampur tepung. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu ketan, gula merah dan gula putih, kelapa, serta durian untuk menambah rasa," kata dia.
Komposisi yang disebutnya tadi merupakan rasa durian dari dodol betawi. Lainnya, ada juga rasa original, dan wijen.
"Kalau proses memasak sudah selesai, adonan dimasukkan ke besek, nampan, atau mika,” ucap pemilik usaha dodol betawi bermerek Ibu Zakiah tersebut.
Menurut dia, dodol baru mengeras setelah 10 hari, dan bisa awet sampai sebulan asalkan dimasak hingga matang.
Saat ini, ia sudah memiliki lima orang tenaga pembantu usaha. Tiga orang khusus untuk memasak dan mengaduk, satu orang untuk membereskan dan membungkus, serta satu orang lagi untuk mengantar pesanan.
Adapun sejumlah tempat pernah jadi lokasi penjualan leh Zakiah. Di antaranya, di dekat kampus Stekpi Kalibata (sekarang Universitas Trilogi); di depan ruko di daerah Pomad, Jalan Raya Pasar Minggu, dan di Rawabambu, Jakarta Timur.
Berbicara soal kuantitas yang bisa diproduksi dalam sebulan, Zakiah bisa menghasilkan 12 kenceng. Untuk harga, ia mematok dari ukuran terkecil mulai dari harga Rp 10.000 dan Rp 20.000, Rp 65.000 dan Rp 85.000 di besek, serta Rp 100.000 dan Rp 200.000 di mika atau nampan.
“Pembeli bermacam-macam. Ada yang datang ke rumah langsung bayar. Ada juga yang minta diantar, bayarnya transfer. Kalau bulan puasa, omzet lebih banyak. Hitungannya, sehari bisa sampai enam kenceng. Jadi sebulan bisa 180 kenceng,” kata Zakiah dengan antusias.
Sayangnya, menjelang Lebaran tahun ini, omzetnya menurun dibandingkan tahun lalu, Biasanya orang membeli sampai 100 besek, sekarang cuma 20-30 besek. Menurut Zakiah, mungkin karena banyak orang yang berstatus karyawan belum menerima gaji.
“Ada juga pengaruh karena saya kehilangan kontak dari langganan suami sejak dia stroke. Handphone sempat rusak, makanya saya enggak tahu siapa aja orang-orang langganan suami,” ujarnya.
Untuk ke depan, Zakiah berharap mendapat bantuan dari pemerintah dan berbagai pihak supaya usahanya bisa lebih maju. Dia akan serius mengurus surat izin usaha yang disebutkan tadi sehingga produk dodolnya bisa masuk ke minimarket, bahkan bisa dikenal sampai ke luar kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.