Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dodol Betawi Jelang Lebaran...

Kompas.com - 24/06/2017, 14:03 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

Semangatnya bertambah kala wali kota Jakarta Selatan berjanji padanya akan membantu dengan memasukkan dagangan Zakiah ke minimarket asalkan mempunyai surat izin usaha dari Dinas Usaha Kecil dan Menengah.

Singkat cerita, Zakiah berniat mengurus surat izin tersebut setelah Lebaran nanti.

Proses pembuatan

Serba-serbi proses pembuatan dodol diceritakan pula oleh Zakiah. Ia bilang pembuatan dodol memakan waktu yang tak sedikit.

"Selama 6 sampai 7 jam (hanya) untuk mengaduk, belum termasuk memeras kelapa dan mencampur tepung. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu ketan, gula merah dan gula putih, kelapa, serta durian untuk menambah rasa," kata dia. 

Komposisi yang disebutnya tadi merupakan rasa durian dari dodol betawi. Lainnya, ada juga rasa original, dan wijen.

"Kalau proses memasak sudah selesai, adonan dimasukkan ke besek, nampan, atau mika,” ucap pemilik usaha dodol betawi bermerek Ibu Zakiah tersebut.

Menurut dia, dodol baru mengeras setelah 10 hari, dan bisa awet sampai sebulan asalkan dimasak hingga matang.

Saat ini, ia sudah memiliki lima orang tenaga pembantu usaha. Tiga orang khusus untuk memasak dan mengaduk, satu orang untuk membereskan dan membungkus, serta satu orang lagi untuk mengantar pesanan.

Adapun sejumlah tempat pernah jadi lokasi penjualan leh Zakiah. Di antaranya, di dekat kampus Stekpi Kalibata (sekarang Universitas Trilogi); di depan ruko di daerah Pomad, Jalan Raya Pasar Minggu, dan di Rawabambu, Jakarta Timur.

Berbicara soal kuantitas yang bisa diproduksi dalam sebulan, Zakiah bisa menghasilkan 12 kenceng. Untuk harga, ia mematok dari ukuran terkecil mulai dari harga Rp 10.000 dan Rp 20.000, Rp 65.000 dan Rp 85.000 di besek, serta Rp 100.000 dan Rp 200.000 di mika atau nampan.

“Pembeli bermacam-macam. Ada yang datang ke rumah langsung bayar. Ada juga yang minta diantar, bayarnya transfer. Kalau bulan puasa, omzet lebih banyak. Hitungannya, sehari bisa sampai enam kenceng. Jadi sebulan bisa 180 kenceng,” kata Zakiah dengan antusias.

Sayangnya, menjelang Lebaran tahun ini, omzetnya menurun dibandingkan tahun lalu, Biasanya orang membeli sampai 100 besek, sekarang cuma 20-30 besek. Menurut Zakiah, mungkin karena banyak orang yang berstatus karyawan belum menerima gaji.

“Ada juga pengaruh karena saya kehilangan kontak dari langganan suami sejak dia stroke. Handphone sempat rusak, makanya saya enggak tahu siapa aja orang-orang langganan suami,” ujarnya.

Untuk ke depan, Zakiah berharap mendapat bantuan dari pemerintah dan berbagai pihak supaya usahanya bisa lebih maju. Dia akan serius mengurus surat izin usaha yang disebutkan tadi sehingga produk dodolnya bisa masuk ke minimarket, bahkan bisa dikenal sampai ke luar kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com