Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan 7-Eleven: Saya Tidak Tahu Mau Ke Mana...

Kompas.com - 24/06/2017, 19:59 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pegawai 7-Eleven mengaku belum mengetahui kelanjutan statusnya setelah gerai yang indentik dengan warna hijau, merah dan oranye ini tutup.

Seperti yang diungkapkan seorang karyawan yang bernama Ali. Menurut dia, saat ini, para pegawai masih menunggu kabar dari gerai yang dikelola PT Modern Sevel Indonesia, setelah gerai sudah tidak beroperasi lagi.

"Saya tidak tahu (ke depan bagaimana) belum dapat arahan dari kantor," ujar Ali ketika ditanya Kompas.com, di Jakarta, Sabtu (24/6/2017).

Pegawai yang bertugas di gerai Tugu Tani juga enggan menjawab pertanyaan terkait dengan penutupan gerai yang populer dengan minuman Slurpee ini. 

"Saya nggak tau ini ditutup lebih awal, tanya saja ke manajemen langsung," kata dia.

Seperti diketahui, PT Modern International Tbk mengumumkan menutup seluruh gerai 7-Eleven pada akhir bulan ini.

Gerai 7-Eleven dikelola Modern International melalui anak usahanya, yakni PT Modern Sevel Indonesia.

Dalam pengumuman resmi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/6/2017), emiten berkode MDRN itu menyebutkan bahwa penutupan tersebut berkaitan dengan gagalnya kesepakatan penjualan franchise kepada PT Charoen Phokphand Restu Indonesia.

"Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai 7-Eleven setelah rencana transaksi material atas penjualan dan transfer segmen bisnis restoran dan convenience store oleh Charoen Phokphand Restu Indonesia mengalami pembatalan," tulis manajemen Modern International.

Beberapa gerai 7-Eleven ?yang telah ditutup, 7-Eleven Jalan Cilandak KKO, 7-Eleven Tanjung Barat, 7-Eleven Pusat Grosir Cililitan (PGC), 7-Eleven Gedung Smesco, 7-Eleven Jalan Prof. Dr. Satrio, 7-Eleven Karet, 7-Eleven Rawamangun, 7-Eleven Matraman, 7-Eleven Tugu Tani, 7-Eleven Jalan Taman Margasatwa, dan 7-Eleven Gedung Smesco.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com