Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Setelah Krisis Finansial, Asia Lebih Tahan Banting

Kompas.com - 08/07/2017, 18:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menyatakan, negara-negara Asia lebih tahan terhadap guncangan eksternal dan tekanan finansial.

Ini karena negara-negara Asia telah memiliki bantalan dan reformasi pasca Krisis Finansial dua dekade lalu.

Fitch menyatakan, perubahan dari kurs tetap menjadi fleksibel adalah salah satu perbedaan utama dibandingkan tahun 1997. Empat negara yang paling terpukul, yakni Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, dan Thailand saat ini memiliki kurs yang lebih dikelola dengan baik.

Sebagian besar negara-negara Asia juga lebih mengurangi ketergantungan terhadap arus modal masuk. Selain itu, saat ini yang terjadi adalah surplus transaksi berjalan ketimbang defisit.

"Dari negara-negara yang terkena krisis, hanya Indonesia yang mengalami defisit transaksi berjalan, yang kini mencapai 1,8 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih kecil dibandingkan defisit pada tahun 1997," tulis Fitch dalam pernyataan resminya, Jumat (7/7/2017).

Pada tahun 1996, defisit transaksi berjalan Indonesia mencapai 2,8 persen dari PDB. Sementara itu, pada periode yang sama, defisit transaksi berjalan Thailand mencapai 8 persen dari PDB, serta Malaysia dan Korsel mencapai 4 persen dari PDB.

Saat ini pun sebagian besar bank sentral di kawasan telah membangun level cadangan devisa yang memungkinkan cakupan signifikan terkait utang eksternal. Cadangan devisa itu juga dapat digunakan untuk mendukung nilai tukar.

"Depresiasi nilai tukar tidak lagi menjadi ancaman karena kesehatan ekonomi Asia, yang didukung rasio utang eksternal yang lebih rendah dan penggunaan lindung nilai valas yang lebih luas," tulis Fitch.

Pengawasan sektor perbanlan juga membaik secara signifikan. Standar pinjaman dan bantalan untuk mencegah kerugian juga lebih kuat, serta neraca juga lebih transparan.

Namun demikian, perbankan Asia cenderung membiayai pinjaman mereka melalui simpanan ketimbang bergantung pada pendanaan wholesale. Ini membuat perbankan lebih resilien terhadap likuiditas pasar yang mengetat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com