Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Emas Freeport Merosot 72,77 Persen di Kuartal I 2019, Ini Sebabnya

Kompas.com - 29/04/2019, 16:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti yang sudah diperkirakan, produksi mineral emas dan tembaga PT Freeport Indonesia merosot dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan karena adanya masa transisi pengalihan metode penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah bawah (underground mine).

Penurunan tersebut tampak dalam laporan kinerja Kuartal I tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Freeport-McMoran Inc (FCX). Berdasarkan laporan tersebut, produksi tembaga PTFI hanya menyentuh angka 145 juta pon, atau merosot sebesar 53,38 persen dari produksi kuartal I tahun lalu yang berada di angka 311 juta pon.

Baca juga: Peralihan Bisnis Tambang Freeport Bikin Salah Satu Penerimaan Negara Anjlok

Tak hanya tembaga, produksi emas dari perusahaan yang operasional pertambangannya berada di Papua itu pun turut anjlok. Hingga 31 Maret 2019, produksi emas PTFI melorot 72,77 persen menjadi 162.000 ounce dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 595.000 ounce.

Sejalan dengan penurunan produksi, volume penjualan pun juga turut merosot. Penjualan tembaga PTFI sepanjang Kuartal I-2019 hanya mencapai 174 juta pon, atau anjlok 45,45 persen dibandikan dengan penjualan periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 319 juta pon.

Sedangkan, volume penjualan emas PTFI turun menjadi 235.000 ounce atau turun 61,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di angka 603.000 ounce.

Baca juga: Habis Sejak 15 Februari, Pemerintah Kembali Beri Izin Ekspor Freeport

Kendati demikian, Chief Executive Officer FCX Richard C Adkerson mengatakan bahwa transisi penambangan bawah tanah di Grasberg, Papua, masih berjalan sesuai yang ditargetkan. Ia juga menyebut, saat ini PTFI tengah melakukan penambangan fase akhir di tambang terbuka Grasberg.

"Transisi kami pada penambangan bawah tanah di Grasberg maju sesuai rencana," kata Adkerson.

Adapun, perkiraan pengeluaran modal tahunan PTFI untuk proyek pengembangan tambang bawah tanah tersebut diperkirakan mencapai rata-rata 0,7 miliar dollar AS per tahun, selama empat tahun ke depan.

Baca juga: Inalum Merugi Pasca Akuisisi PT Freeport Indonesia, Benarkah?

Tambah Kuota Ekspor

Kendati volume produksi tembaga mengalami penurunan, namun dalam laporan kinerja Kuartal I-2019 tersebut, PTFI membuka kemungkinan untuk menambah kuota ekspor konsentrat tembaga. Vice President Corporate Communication PTFI Riza Pratama membenarkan hal tersebut. Hanya saja, ia belum memberikan detail rencana penambahan kuota tersebut.

"Rencana produksi konsentrat kami jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu karena mendekati tahapan terakhir dari tambang terbuka Grasberg. Namun demikian, kami tetap berusaha meningkatkan produksi secara aman," kata Riza kepada Kontan.co.id, Senin (29/4/2019).

Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariono mengatakan bahwa pihaknya mempersilakan jika PTFI ingin mengajukan penambahan kuota ekspor konsentrat tembaga.

Baca juga: Pasca Akuisisi, Inalum Beberkan Keuntungan dari PT Freeport Indonesia

Bambang bilang, rencana penambahan kuota itu dimungkikan selama sesuai dengan kapasitas smelter terpasang atau yang tengah dalam proses pembangunan. Bambang pun menyampaikan, hingga saat ini pihaknya masih belum menerima permohonan tambahan kuota dari PTFI.

"Belum, yang penting sesuai kapasitas smelter, kalau tidak sesuai kapasitas terpasang ya nggak bisa," ujar Bambang.

Adapun, PTFI telah mengantongi perpanjangan izin ekspor sejak 8 Maret 2019. Izin yang berlaku selama satu tahun ke depan tersebut memiliki kuota sebesar 198.282 wet metric ton (wmt).

Jumlah itu anjlok drastis. Padahal, dalam empat tahun terakhir, kuota ekspor konsentrat tembaga PTFI selalu ada di atas 1 juta WMT. Dalam satu periode terakhir (15 Februari 2018-15 Februari 2019) misalnya, jumlah kuota ekspor PTFI mencapai 1,25 juta WMT. (Ridwan Nanda Mulyana)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com