JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro memastikan, rencana pemindahan Ibu Kota bukan untuk menciptakan Jakarta kedua.
"Bukan menciptakan kota pusat segalanya yang kedua menggantikan Jakarta," ujarnya dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
"Yang kita lakukan ibu kota baru hanya untuk pusat pemerintahan dan kegiatan komersial yang mendukung," sambungnya.
Bahkan Bambang juga tak menampik bila nantinya Ibu Kota baru akan lebih sepi dari kota-kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta.
Sebab Ibu Kota baru tidak tidak didesain sebagai kota pesaing Jakarta yang terkenal sebagai pusat bisnis.
Bambang mencontohkan Washington DC yang tidak menyaingi New York. Termasuk dalam hal jumlah penduduk yang jauh di bawah New York.
"New York sebagai pusat bisnis keuangan AS dan Washington DC pusat pemerintahan sama seperti ide pemindahan Ibu Kota Indonesia," kata dia.
Pemerintah belum mau mengungkapkan lokasi pasti pemindahan Ibu Kota. Meski begitu berdasarkan data daerah minim risiko bencana, ada sejumlah wilayah yang potensial jadi Ibu Kota.
Wilayah tersebut yakni Sumatera bagian timur, seluruh Kalimantan dan Sulawesi bagian Selatan.
Sementara soal waktu, pemerintah mengatakan punya dua target yakni 5 tahun dan 10 tahun. Dengan estimasi proses dimulai 2020, maka pemindahan Ibu Kota baru akan dilakukan pada 2025 atau 2030.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.