Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Minim, Alokasi Anggaran untuk Cegah Anak Kena HIV/AIDS

Kompas.com - 23/07/2019, 12:05 WIB
Palupi Annisa Auliani

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com—Masa anak-anak seharusnya diisi dengan keceriaan. Itulah salah satu pesan utama dari peringatan Hari Anak Nasional setiap 23 Juli.

Namun, ribuan anak-anak Indonesia harus berjibaku dengan statusnya sebagai anak dengan HIV/AIDS (ADHA).

Bahkan, makin banyak generasi masa depan bangsa ini yang berstatus ADHA. Persoalan inilah yang coba disorot bersama oleh Kompas, Kompas.com, Kompas TV, dan Kontan, sebagai salah satu upaya menyuarakan mereka yang suaranya tidak terdengar (Voice for Voiceless).

Nah, memang, tiga tahun terakhir, jumlah ADHA relatif turun. Persentase ADHA terhadap total penderita HIV/AIDS di Tanah Air, juga relatif mengecil.

Namun, total populasi ADHA relatif tinggi, yakni mencapai sekitar jumlahnya naik jika dibandingkan 2.188 jiwa pada tahun lalu, dan naik turunnya seirama naik turun total penderita HIV/AIDS. 

Baca juga: ADHA, Menantang Arus Deras Stigma HIV/AIDS

Pemerintah mengaku berupaya mengatasi persoalan ini, misalnya melalui strategi anggaran penanganan dan pencegahan HIV/AIDS. Anggaran ini masuk salah satu pos anggaran Kementerian Kesehatan, serta di daerah-daerah.

Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, anggaran kesehatan pada 2014 senilai Rp 59,7 triliun. Tahun ini nilainya melesat lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar Rp 123,1 triliun.

Dari jumlah itu, anggaran untuk penanganan HIV/AIDS belum menjadi fokus penggunaan anggaran. Pemerintah masih memakai anggaran untuk tiga hal, yakni penanganan stunting, prevalensi tuberkulosis, dan eliminasi malaria.

Keterbatasan anggaran menyebabkan kesenjangan pemenuhan dana. Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2015-2019 Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, mencatat kebutuhan pendanaan terkait HIV/AIDS tahun 2019 sebesar 184,71 juta dollar AS.

Tapi, dana yang tersedia 75,59 juta dollar AS. Alhasil, masih ada kekurangan 109,12 juta dollar AS. Kesenjangan pemenuhan dana tersebut terus meningkat sejak 2015 yang masih ada gap sekitar 22,45 juta dollar AS.

Baca juga: Anak dengan HIV Bisa Berprestasi dan Tidak Perlu Dibedakan

Meski belum menjadi fokus utama, Kementerian Kesehatan (Kemkes) memastikan alokasi dana APBN untuk mengatasi HIV/AIDS terus meningkat seiring penambahan anggaran kesehatan.

"Tahun ini (anggaran penanganan HIV/AIDS) sekitar Rp 2,5 triliun. Jumlah ini sebenarnya sudah cukup besar untuk dimanfaatkan para penderita HIV/AIDS," kata Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes, dalam wawanara, Selasa (16/7/2019).

Menurut Anung, sejak 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki program peningkatan kualitas manusia Indonesia. Untuk itu, anggaran penanganan HIV dan AIDS mulai meningkat pesat sejak 2018.

Namun Anung tak merinci anggaran tahun 2018. Yang jelas, dari anggaran tahun ini yang senilai Rp 2,5 triliun, sebanyak Rp 1,1 triliun khusus untuk belanja obat.

"Anggaran ini sangat besar, dan diharapkan mampu menurunkan angka penderita ODHA dan ADHA," papar Anung.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com