Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persatuan Insinyur: Jaringan Listrik RI Paling Kompleks di Dunia

Kompas.com - 06/08/2019, 17:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyatakan, jaringan listrik di Indonesia sangat kompleks. Padamnya listrik di area DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat pada Minggu (4/8/2019) lalu pun dipandang sebagai gambaran rentannya sistem ketenagalistrikan di Indonesia.

“Sistem jaringan listrik Indonesia adalah salah satu yang paling kompleks di dunia,” kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Heru memaparkan, sistem jaringan listrik Indonesia merupakan kombinasi sistem besar, yakni 150-500 KV, sistem menegah, yakni 20-70 KV, sistem kecil tegangan rendah yakni 220 V, dan sistem isolated.

“Bayangkan, semuanya harus melistriki lebih dari 17.500 pulau yang tersebar di seluruh Nusantara,” sebut Heru.

Baca juga: Listrik Padam Karena Pohon? Ini Jawaban PLN

Namun demikian, imbuh dia, sistem kelistrikan yang kompleks ini bergantung hanya pada satu institusi saja, yaitu PLN. Oleh karenanya, PLN yang kuat, sehat dan digdaya adalah syarat mutlak.

“Ibaratnya jangan sampai PLN batuk. Karena kalau sudah batuk, maka seluruh sistem dan jaringan listrik akan demam,” ujar mantan CEO Cirebon Power ini.

Menurut Heru, PLN ke depan tidak mungkin lagi sendirian dalam mengurusi tantangan ketenagalistrikan di negara kepulauan seluas dan sebesar Indonesia.

“Kalau akar masalahnya tidak diselesaikan maka ada kemungkinan listrik bisa padam lagi,” sebut dia.

Baca juga: Simak 7 Fakta Black Out Listrik DKI, Banten, dan Jabar

Melihat beban saat ini dan tantangan ke depan, Heru mengatakan, sudah saatnya pemerintah mengkaji ulang struktur pasar ketenagalistrikan. Apalagi era disrupsi telah terjadi, seperti berupa panel atap, distributed generation, kendaraan listrik, serta energi baru dan terbarukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com