Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kekurangan Dollar AS, Kok Bisa?

Kompas.com - 09/08/2019, 18:54 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengunkapkan Indonesia tidak hanya punya masalah defisit neraca dagang, namun juga kekurangan pasokan dollar AS.

Padahal sampai tahun 2000, Indonesia justru memiliki stok cadangan dollar AS yang melimpah. Namun kini situasinya terbalik. Mengapa itu terjadi?

"Dulu kita tidak alami (kekurangan dollar AS) sampai tahun 2000," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Baca juga: Juli, Cadangan Devisa RI Naik Menjadi 125,9 Miliar Dollar AS

Sebelum tahun 2000 menurut mantan Gubernur Bank Indonesia itu, Indonesia memiliki cadangan minyak yang besar sehingga mengalami surplus minyak.

Surplus minyak itu membuat pasokan dollar ke Indonesia melimpah karena ekspor minyak yang banyak.

Namun seiring penurunan produksi minyak dan Indonesia mengalamai defisit, pasokan dollar berkurang dan neraca perdagangan Indonesia juga mengalami defisit.

Indonesia justru menjadi pengimpor minyak sehingga harus mengeluarkan banyak dollar untuk membeli minyak dari negara lain.

Di sisi lain, budaya menabung di Indonesia juga masih minim. Jangankan dollar, menurut Darmin, menabung rupiah di bank saja masih perlu digenjot.

"Masyarakat kita masih banyak akalau ada lebih taruh di lemari atau beli tanah ya kan. Enggak lewat sistem keuangan," kata dia.

Padahal ketersediaan dollar juga menjadi hal penting. Selain masuk cadangan devisa, dollar juga digunakan untuk transaksi impor.

Baca juga: Korea Utara Bobol Bank dan Mata Uang Kripto untuk Danai Persenjataan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com