Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasabah Perlu Waspada, Ini Ragam Modus Pembobolan Rekening Bank

Kompas.com - 06/09/2019, 12:48 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pembobolan rekening bank nasabah kembali terjadi belakangan ini.

Setelah pekan lalu lini masa instagram diramaikan akun @Wisnukumoro mengaku isi rekeningnya di Jenius BTPN raib pada 29 Agustus 2019 yang ia duga akibat ulah peretas.

Pembobolan diketahui berawal dari pesan masuk ke ponselnya berisi kode verifikasi untuk masuk ke akun. Permintaan lantas ia tolak.

Merasa curiga, akun kemudian ia blokir tetapi tidak berhasil.

Hingga akhirnya peretas berhasil masuk dan secara bertahap menguras rekeningnya dalam waktu seharian.

Baca juga: Soal Kabar Nasabah Jenius Dibobol Hacker, Ini Penjelasan BTPN

Pihak BTPN pun tengah melakukan proses investigasi dan dana simpanan nasabah pun telah dikembalikan oleh pihak Jenius.

Head of Digital Banking BTPN Irwan S Tisnabudi mengatakan, pihak bank pun melakukan edukasi agar nasabahnya memahami pentingnya keamanan data.

"Antara lain mengedukasi nasabah agar membedakan email dan password untuk kebutuhan transaksi perbankan dengan kebutuhan yang lain (e-commerce, social media, maupun aplikasi-aplikasi lainnya), serta mengganti PIN dan password secara berkala," ujar dia ketika dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

Adapun analis digital forensik Ruby Alamsyah menjelaskan, pada kasus Wisnu Kumoro tersebut, pelaku kejahatan melakukan modus hacking atau peretasan terhadap keamanan aplikasi mobile Jenius.

"Kemungkinan besar pelaku menggunakan teknik SIM Swap, sehingga pelaku bisa mengakses ke data OTP yang dikirim ke nomer seluler korban yang terdaftar dalam aplikasi tersebut," ujar dia ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

Baca juga: Soal Kasus Pembobolan ATM, OJK Minta Bank Lebih Inovatif

Kemudian pada pekan ini, terjadi lagi kasus pembobolan rekening yang dialami oleh nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), @adtynnr yang kehilangan Rp 80 juta dalam waktu satu minggu.

Ruby menjelaskan, untuk kasus BRI yang terjadi adalah modus skimming. Dia menjelaskan, para pelaku melakukan penggandaan kartu ATM yang dilakukan untuk korban nasabah baik di bank lokal Indonesia maupun kartu ATM di bank asing.

Berdasarkan hasil investigasi Ruby, dalam dua tahun terakhir, proses operasi kejahatan skimming di Indonesia dilakukan di Bali dan dilakukan oleh Warga Negara Asing (WNA).

"Sejak tahun 2010 saya pribadi yang membantu Polri dan juga perbankan untuk mengungkap kasus ATM skimming dari tahun sebelumnya, 2009, sudah menemukan fakta bahwa seluruh kegiatan krimininal terkait ATM skimming di Indonesia diotaki oleh WNA Bulgaria (yang berlokasi di Kanada saat tahun 2010)," terang Ruby.

Baca juga: Mahasiswi Jadi Korban Skimming, Uang untuk Bayar Kuliah Hilang

"Dalam periode 2 tahun terakhir pelaku organisasi kriminal Internasional tersebut, menambahkan Bali sebagai salah satu Lokasi operasional mereka untuk melakukan penarikan tunai dari hasil kriminal mereka melakukan penggandaan ATM," ujar dia.

Adapun Corporate Secretary BRI Heri Purnomo mengatakan telah mengganti dana nasabah tersebut 100 persen.

Heri mengimbau agar pengguna kartu debit untuk secara berkala mengganti PIN-nya. Ini dilakukan agar nasabah terhindar dari tindak kejahatan skimming.

"Sehingga dihimbau agar para pengguna kartu debit secara periodik mengganti PIN-nya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com