Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Muda Mau Mulai Investasi, Ini 3 Langkahnya

Kompas.com - 26/09/2019, 14:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa bilang jadi ibu rumah tangga (IRT) tidak bisa investasi? Tentu saja bisa asal mau mencoba.

Kendati demikian, ada langkah-langkah khusus yang harus dimengerti ibu rumah tangga. Sebetulnya, langkah ini tidak berbeda dengan langkah yang disuguhkan untuk investor pemula.

Namun, ada beberapa perbedaan yang juga mempengaruhi investasi Anda di masa depan.

Untuk itu, berikut Kompas.com jabarkan di bawah ini.

1. Pahami profil risiko

Tidak hanya bagi investor pemula, ibu rumah tangga juga mesti melewati tahap ini. Sebab dengan memahami profil risiko, Anda akan tahu ke mana dana Anda berlabuh.

Tidak lupa, Anda juga harus mengetahui tujuan keuangan Anda di masa depan. Untuk dana pensiun misalnya, pilihlah instrumen investasi jangka panjang dengan return tinggi, atau bisa juga pilih investasi jangka panjang yang lebih aman.

"Tiap orang berbeda-beda tujuannya. Setiap orang juga punya profil risiko yang berbeda-beda, ada yang berani (agresif), ada yang main aman (konservatif). Jadi kenali dulu maunya seperti apa," jelas blogger sekaligus ibu muda Rahne Putri di Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Baca juga: Milenial Mau Mulai Investasi? Begini Langkahnya

2. Sesuaikan profil risiko

Setelah memahami profil risiko, sesuaikanlah profil risiko dengan instrumen investasi. Di sinilah yang membedakan ibu rumah tangga dengan investor pemula yang kebanyakan milenial.

Jika milenial cenderung agresif karena belum ada tanggungan atau kebutuhan mendesak, ibu rumah tangga sebaliknya. Kebanyakan, ibu rumah tangga akan bermain konservatif untuk mengecilkan risiko yang timbul.

"Bagi ibu rumah tangga biasanya profilnya konservatif, jadi bisa menaruh dananya di emas, peer to peer lending untuk usaha, atau deposito," kata Rahne.

Kendati demikian, tidak semua ibu rumah tangga memiliki profil konservatif. Ada juga yang agresif atau moderat dalam berinvestasi. Bagi Anda yang agresif, bisa saja menaruh aset di saham agar mendapat return yang lebih terasa.

Baca juga: Era Digital, Ibu Rumah Tangga Juga Bisa Investasi

Tapi perlu diingat, hal itu mesti kembali disesuaikan lagi dengan profil risiko dan kenyamanan Anda.

"Bagi saya penting untuk tahu risikonya seperti apa, baru nanti ditentukan dari situ," ucap Rahne.

3. Berani mencoba

Setelah menyesuaikan, poin terakhirnya adalah berani mencoba, bukan hanya mencari tahu. Anda akan tahu lebih banyak saat mencoba. Pun bisa belajar di dalamnya.

"Pokoknya harus berani nyoba dulu sih. Saya sendiri belajar lebih banyak karena memulai dulu. Dari situ saya ngerti 'oh, jadi begini cara mainnya'. Kalau enggak mau mencoba kesempatan belajarnya jadi hilang," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com