Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Ekonomi Didominasi Politisi, Bagaimana Prospek Perekonomian RI ke Depan?

Kompas.com - 24/10/2019, 14:00 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, sebagian besar menteri di bidang perekonomian berlatar belakang politikus.

Hanya empat dari 12 menteri bidang perekonomian yang berlatar belakang dari kalangan profesional, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Dominasi politisi dalam jajaran kabinet tentu memberi warna tersendiri bagi jalannya koordinasi antar kementerian ke depan.

Direktur Riset Centre of Reform on Economics Piter Abdullah merasa pesimistis dengan masa depan perekonomian RI. Menurut dia, banyak menteri posisi menteri bidang perekonomian yang diisi oleh orang-orang yang belum memiliki rekam jejak yang jelas.

"Tidak mungkin berharap adanya terobosan-terobosan ekonomi dengan komposisi tim ekonomi yang sekarang," ujar dia ketika dihubungi Kompas.com Kamis (24/10/2019).

Piter mengatakan, ada beberapa pos yang perlu untuk diperhatikan di kabinet baru Jokowi ini, yaitu Menko Perekonomian, Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian.

Sebab, ketiganyalah yang menjadi tumpuan untuk menentukan pertumbuhan ekonomi dan proses transformasi strukturat yang dicanangkan Kepala Negara.

Track Record

Adapun Chief Economist PT Bank Permata (Tbk) Josua Pardede menilai, menteri-menteri ekonomi di bawah koordinasi Menko bidang Perekonomian, meskipun didominasi oleh politisi, namun memiliki track record dan managerial skill serta memiliki pemahaman cukup baik di bidang ekonomi.

Dirinya berharap tim ekonomi Kabinet Indonesia Maju bisa melakukan harmonisasi kebijakan ekonomi juga memprioritaskan kebijakan jangka pendek untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen.

"Pemerintah perlu menyiapkan kebijakan jangka pendek yang dapat menjaga solidnya konsumsi rumah tangga serta memperkuat iklim investasi," ujar Josua.

"Pelaku pasar mengharapkan tim ekonomi Jokowi-Ma’ruf ini diharapkan dapat bekerja professional, menghapuskan ego sektoral dan berkoordinasi dengan solid dalam rangka mendorong perbaikan investasi dan ekspor dalam jangka pendek ini serta mendorong reformasi kebijakan struktural yang akan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia," jelas dia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, dominasi parpol dalam jajaran menteri bidang ekonomi tidak akan mengganggu kinerja antar kementerian. Sebab menurut dia, Presiden telah memberi instruksi serta prioritas program yang jelas untuk setiap menteri.

"Kita di Kemenkeu banyak kabinet mantan jenderal, ketua partai politik, politisi, kita tetap bekerja sama dengan baik. Jadi mindset kita untuk kerjasama, karena prioritas program jelas oleh Pak Presiden," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Dia juga menyampaikan, keputusan-keputusan strategis terkait anggaran dilakukan di tataran kabinet, sebelum akhirnya dibawa ke DPR yang juga memerlukan proses politik.

Sehingga Sri Mulyani menilai banyaknya porsi politisi dalam jajaran kementerian bidang ekonomi tidak akan mengganggu kinerja untuk mendorong perekonomian.

"Saya enggak melihat sebagai suatu kendala, kita menganggap ini suatu dinamika baru yang diharapkan bisa meningkatkan kinerja secara lebih baik," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com