Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luncurkan Buku Freeport, Chappy Hakim Berpesan Jangan Menyebarkan Sesuatu Tanpa Data

Kompas.com - 28/10/2019, 21:07 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia, Chappy Hakim meluncurkan bukunya berjudul Freeport di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (28/10/2019).

Buku ini merupakan catatan pribadi Chappy selama menjabat dan akhirnya memutuskan mengundurkan diri.

Chappy mengatakan, lewat buku ini dirinya ingin berbagi pengalaman apa yang didapat dan diketahui selama di Freeport. Sehingga bisa menjadi pengetahuan dan pembelajaran.

"Buku ini hanya berupa catatan saya saja, jadi pesannya adalah dari catatan saya selama bertugas di Freeport mungkin ada pelajaran yang bisa dipetik," kata Chappy dalam peluncuran.

Dia menuturkan, lewat tulisan-tulisan dalam buku ini, dia ingin menyampaikan pesan penting soal sebuah kebenaran. Apalagi, beberapa waktu lalu pembahasan soal Freeport sangat ramai dan luas.

"Bahwa kita melihat sesuatu, kiranya kita harus lihat benar itu atau enggak (informasi itu). Jadi jangan kita menyebarluaskan hal yang sebenarnya tidak berdasarkan data dan fakta. Itu aja," tuturnya.

Baca juga : Smelter Freeport dibangun di lahan AKR & Pelindo di JIIPE Gresik

Ia menambahkan, setelah tak lagi di Freeport, ia tidak bisa memberikan penilaian seperti apa Freeport hari ini. Apakah kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan manajemen Freeport memberikan dampak positif bagi Indonesia atau tidak.

"Saya enggak bisa menilai karena tidak mengikuti negosiasi dan tidak ikuti proses negosiasi, dan tidak mengikuti hasil yang dicapai. Saya dengar itu win-win, is the best. Saya kira bagus," ujarnya.

Menurutnya, selama ini Presiden Joko Widodo sudah berulang kali menyampaikan soal agar pihak-pihak terkait mempermudah izin berinvestasi di Indonesia.

"Tujuannya menjadi negeri ini menjadi negeri yang ramah investor, berkali-kali Jokowi menyampaikan tolong benahi regulasi yang menghambat investasi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com