Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relaksasi Kebijakan Moneter BI Dinilai Belum Berdampak

Kompas.com - 04/11/2019, 19:57 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sudah berkali-kali merelaksasi kebijakan moneter dengan 4 kali memangkas suku bunga acuan. Kendati demikian, kebijakan itu dinilai belum berdampak.

Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk Raden Pardede mengatakan, hal tersebut terbukti dari pertumbuhan kredit yang masih single digit.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan mencapai 7,89 persen (yoy) pada September 2019. Pertumbuhan itu sedikit melambat dibanding bulan lalu sebesar 8,59 persen.

"Pertumbuhan kredit agak melemah. Memang BI sudah melakukan usaha untuk memajukan ekonomi, mereka melonggarkan suku bunga dan syarat-syarat makro prudensial. Tapi so far kita belum melihat pertumbuhan yang meningkat," kata Raden Pardede di BEI, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Baca juga: Untuk Keempat Kalinya, BI Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan

Raden mengatakan, saat ini ekonomi tengah dilanda ketidakpastian. Hal tersebut membuat investor takut dan menunda investasi maupun konsumsi sehingga permintaan domestik menurun.

Sementara itu, kredit perbankan sangat dipengaruhi oleh Dana Pihak Ketiga (DPK). Jika DPK melambat, maka kredit pun akan melambat.

"Kalau DPK lambat pertumbuhannya, kredit pun akan lambat. Ekonomi akan sangat berpengaruh dari perlambatan Dana Pihak Ketiga. Maka otomatis pertumbuhan kredit akan melambat," ungkap Raden.

Kendati demikian, Raden yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara-negara Eropa dan Singapura yang pertumbuhan ekonominya telah negatif. Bahkan, perlambatan ekonomi Indonesia disinyalir tidak akan mengarah kepada resesi ekonomi.

"Saya kasih catatan besar bahwa Indonesia masih lebih baik. Pertumbuhan kita pun saya pikir tidak akan mengarah resesi. Kita tidak akan ke sana. Perlambatan iya, seluruh dunia memang melambat, tapi resesi saya pikir tidak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi ORI atau SBR? Ini Perbedaannya

Investasi ORI atau SBR? Ini Perbedaannya

Work Smart
Rincian Harga Emas Antam Senin 27 Mei 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Rincian Harga Emas Antam Senin 27 Mei 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
IHSG Menghijau, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.026

IHSG Menghijau, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.026

Whats New
Produsen Elektronik Sebut Aturan Permendag 8/2024 Bisa Bikin RI Kebanjiran Produk Impor

Produsen Elektronik Sebut Aturan Permendag 8/2024 Bisa Bikin RI Kebanjiran Produk Impor

Whats New
Ajinomoto Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Ajinomoto Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Harga Bahan Pokok Senin 27 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Senin 27 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Whats New
Transisi Jadi BUS, BTN Syariah Perkuat Fondasi Bisnis

Transisi Jadi BUS, BTN Syariah Perkuat Fondasi Bisnis

Whats New
Tak Cukup dengan Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Tak Cukup dengan Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Whats New
IHSG Diperkirakan Sentuh 'All Time High' Hari Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Sentuh "All Time High" Hari Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kemenhub Bahas Tarif LRT Jabodebek Pekan Ini, Promo Bakal Berlanjut?

Kemenhub Bahas Tarif LRT Jabodebek Pekan Ini, Promo Bakal Berlanjut?

Whats New
Blibli Hadirkan Promo Kosmetik dan 'Skincare', Ada 'Cashback' 100 Persen

Blibli Hadirkan Promo Kosmetik dan "Skincare", Ada "Cashback" 100 Persen

Spend Smart
[POPULER MONEY] Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online | Penjelasan Super Air Jet soal Pesawat Keluar Landasan

[POPULER MONEY] Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online | Penjelasan Super Air Jet soal Pesawat Keluar Landasan

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024

Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024

Whats New
Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Earn Smart
Penjelasan Lengkap BPJS Kesehatan soal Ikang Fawzi Antre Layanan Berjam-jam

Penjelasan Lengkap BPJS Kesehatan soal Ikang Fawzi Antre Layanan Berjam-jam

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com