Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Jaringan Gas Kota, Cara Prabumulih Hemat Subsidi Rp 35 M Per Tahun

Kompas.com - 22/11/2019, 13:02 WIB
Khairina,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

PRABUMULIH, KOMPAS.com- Sejak 2013, PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field telah menyalurkan gas alam ke 42.650 keluarga atau 93 persen dari total seluruh keluarga di Prabumulih.

Penggunaan gas kota ini telah mengurangi subsidi pemerintah hingga Rp 35 miliar per tahun.

Prabumulih Field Manager Ndirga Andri Sisworo, Kamis (21/11/2019) menjelaskan, program "Prabumulih The Real Full City Gas" ini diresmikan pada 20 Juli 2013 lalu.

Saat pertama kali dibuka, jumlah sambungan pada saat itu sebanyak 4.650 KK yang tersebar di 6 desa/kelurahan dan di 2 kecamatan, yakni Prabumulih Barat dan Utara.

Menurut Ndirga, program "Prabumulih The Real Full City Gas" ini tidak hanya membantu menurunkan emisi CO2, tetapi juga dapat membantu pemenuhan gas kota sebagai sumber energi di rumah tangga dan UMKM.

Dengan demikian, terjadi penghematan energi, penurunan biaya subsidi pemerintah, dan peningkatan pendapatan Pemerintah Kota Prabumulih.

"PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field merupakan penyalur gas kota dengan sambungan terbesar di Indonesia, oleh karena itu, diharapkan perusahaan dapat menyalurkan gas pada instalasi gas kota yang telah terpasang di seluruh Prabumulih," ujar Ndirga.

Pembangunan instalasi Sambungan Rumah Tangga (SR) berasal dari APBN Kota Prabumulih dan 2.626 SR merupakan pengembangan investasi Pertamina.

APBN yang digunakan untuk pembangunan jaringan gas Prabumulih dikelola melalui afiliasi Petro Prabu.

Masyarakat pengguna gas kota akan dikenakan biaya oleh Petro Prabu termasuk biaya jasa maintenance atau pemeliharaan pipa.

"Namun demikian, biaya yang dikenakan oleh Pemerintah Kota Prabumulih jauh lebih ekonomis dari pada biaya penggunaan gas LPG dalam tabung," ujar Ndirga.

Salah satu warga yang merasakan manfaat gas kota adalah Susianti, warga Dusun Prabusari, Kelurahan Majasari, Kecamatan Prabumulih Selatan.

Susianti mengaku, dengan adanya jaringan gas, ia bisa berhemat.

Saat masih menggunakan gas melon berukuran 3 kilogram, dengan pemakaian normal tanpa banyak memasak, ia menghabiskan 4 tabung per bulan. Sementara, jika menerima pesanan kue atau makanan, ia menghabiskan hingga 6 tabung per bulan. Harga per tabung mencapai Rp 23.000.

"Sekarang enggak sampai Rp 100.000 sebulan sudah bisa untuk macam-macam. Saya juga terima pesanan makanan," ujar Susianti.

"Dengan adanya program "Prabumulih The Real Full City Gas" ini, perusahaan berharap dapat memberikan sumbangsih nyata dalam perbaikan lingkungan, serta membantu laju pertumbuhan dan pembangunan Kota Prabumulih. Kebermanfaatan program ini juga diharapkan menciptakan sinergi dengan masyarakat dan pemerintah," jelas Ndirga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com