Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tahun ke Depan, Menteri KKP Gencarkan Budidaya Ikan

Kompas.com - 04/12/2019, 18:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan di bawah kepemimpinan Edhy Prabowo berambisi menggencarkan program budidaya di sektor kelautan dan perikanan.

Pasalnya, banyak manfaat yang bisa dipetik melalui budidaya hasil laut. Pemanfaatannya puluhan kali lebih besar ketimbang menjual hasil laut secara mentah (tidak dibudidaya).

"Saya akan jalani waktu yang diberikan kepada saya. Saya akan fokus untuk membangun sektor perikanan budidaya agar lapangan kerja tercipta dan devisa tercipta," kata Edhy di Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Ide mengembangkan sektor budidaya ikan ini semakin digalakkan usai Edhy melihat hasil budidaya udang yang jauh lebih banyak. Dalam 1 tahun, pembudidaya bisa mendapat 100-150 ton udang dalam satu kali daur.

Hasil itu puluhan kali lipat lebih banyak ketimbang produktifitas tangkapan nelayan yang hanya 1 ton udang per tahun.

Apalagi Edhy melihat masih ada 300.000 lahan pantai maupun lahan berpotensi budidaya lainnya yang belum dipergunakan dengan baik.

"Kalau fokus (mengelola lahan) 100.000 saja dengan kenaikan 5 kali lipat, akan ada 500.000 ton udang per tahun. Berapa miliar dollar devisa yang bisa kita ciptakan," ujarnya sembari membayangkan.

Belum lagi, udang merupakan hasil laut yang mahal di pasaran. Harganya rata-rata bernilai Rp 40.000 per kilogram. Empat kali lipat lebih mahal ketimbang hasil pertanian seperti beras dengan harga rerata Rp 10.000.

"Itu baru udang. Belum lagi di Batam ada bawal bintang, di Lampung ada King Cobia," tutup Edhy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com