Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Usaha Makanan dan Minuman Kemasan Ingin Daur Ulang Sampah

Kompas.com - 06/12/2019, 05:12 WIB
Rina Ayu Larasati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha makanan dan minuman kemasan berkomitmen untuk mengurangi sampah kemasan dengan mendaur ulang.

PT Coca-Cola Indonesia yang merupakan salah satu dari enam anggota Packaging adn Recycling Asociation for Indonesia Sustainable Enviroment (PRAISE) menjelaskan mengenai konsep kolaborasi terbaru yang mereka inisiasi, yaitu Packaging Recovery Organization (PRO).

"Kami melihat kemasan paska konsumsi merupakan sumber daya bernilai tinggi yang memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi Indonesia pada tahun 2030,” ucap Public Affairs and Communications Director Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Nantinya PRAISE akan menunjuk seorang yang memiliki kompetensi ahli dan berpengalaman dalam menangani bahan daur ulang untuk program PRO.

Baca juga: Daur Ulang Sampah Bisa Menghidupkan Perekonomian Warga

"Nanti pendanaan PRO ini akan dari kita (PRAISE)," kata Triyono

Diharapkan melalui konsep kolaborasi PRO, ekonomi sirkular bisa dipercepat dan tercapai pada tahun 2030.

PRO telah mampu menghubungkan rantai pasok nilai dalam ekonomi sirkular dengan lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan tingkat pengumpulan dan pendaur ulangan kemasan paska konsumsi.

Misalnya, industri manufaktur akan memikirkan desain ulang kemasan agar lebih mudah untuk di daur ulang serta penerapan proses produksi yang lebih ramah lingkungan.

Pun penerapan insentif pada titik-titik dalam mata rantai pengumpulan kemasan paska konsumsi untuk meningkatkan pengumpulan, mendorong penguatan iklim investasi industri daur ulang serta regulasi pemilahan dan pengelolan sampah.

Bukan hanya itu, konsumen juga bertanggung jawab untuk mengembalikan kemasan paska konsumsi di tempat-tempat pemungutan sampah yang telah tersedia.

Baca juga: Coca-Cola Ajak Masyarakat Daur Ulang Plastik Kemasan

Triyono menjelaskan, dalam model ekonomi sirkular, plastik kemasan paska konsumsi dilihat sebagai material yang dapat digunakan berulang kali, baik melalui “closed loop” seperti dari botol menjadi botol kembali (RPET bottles)  ataupun “open loop” dari botol menjadi berbagai bentuk lain seperti pakaian, sepatu, tas dan lain-lain.

"Tapi sekarang ini di Indonesia sampahnya masih tercampur jadi susah untuk mendaur ulang botol plastik yang memiliki standar Food Grade (aman digunakan untuk kemasan makanan)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com