Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UEA Mau Bangun PLTS Terapung Terbesar ASEAN di Cirata

Kompas.com - 15/01/2020, 12:00 WIB
Muhammad Idris,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed bin Zayed meneken kerja sama dengan Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuan tersebut, UEA berencana menggelontorkan investasi hingga 6,8 miliar dollar AS.

Komitmen investasi itu disampaikan Jokowi usai pertemuannya dengan Mohamed bin Zayed di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan pada Minggu (12/1/2020). Selain investasi, ada 11 perjanjian bisnis Indonesia dan UEA, salah satunya di sektor energi.

Salah satu dari kesepakatan bisnis yang akan dijalankan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat.

“Perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar, yang berbasis di Abu Dhabi, PEA, nantinya akan bermitra dengan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBI) membangun PLTS Terapung Cirata sebesar 145 Mega Watt Peak (MWP),” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dalam keterangannya, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Bangun Ibu Kota Baru, Jokowi Ingin Contek Masdar City di UEA

Menurut Agung, investasi di pembangkit ini diperkirakan mencapai Rp 1,8 triliun. PLTS Terapung Cirata diproyeksikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di Asia Tenggara atau negara-negara ASEAN, setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.

Selain pengembangan Energi Baru Terbarukan, dalam pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ), di Istana Qasr Al Watan, ditandatangani pula kesepakatan bisnis sejumlah proyek migas.

Di antaranya pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan antara Pertamina dengan Mubadala, potensi minyak mentah di Balongan antara Pertamina dengan ADNOC, hingga penyediaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) antara ADNOC dengan Pertamina.

Baca juga: Kata Luhut, Miliaran Dollar AS Investasi UEA Juga untuk Ibu Kota Baru

Pada subsektor mineral, ditandatangani pula kerja sama Emirates Global Aluminium (EGA) dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam rangka penambahan produksi ingot alloy dan billet.

Pada masa uji coba penambahan produksi direncanakan sekitar 20 ribu ton, dimana kapasitas produksi normal saat ini mencapai 250 ribu ton.

Beberapa kerja sama lain yang diteken di bidang energi seperti LPG Supply Contract antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan Pertamina dengan nilai kontrak 90-270 juta dollar AS.

Lalu proyek RIPA (Refinery Investment Principle Agreement) antara Mubadala Investment Company dan Pertamina untuk melanjutkan negosiasi kepemilikan hingga 49 persen saham PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) – RDMP RU V dengan total potensi kerjasama senilai 1,6 miliar dollar AS.

Dilakukan pula MoU antara ADNOC dan Pertamina tentang kerja sama pengembangan Project Crude to Petrochemical 10,1 miliar dollar AS. 

Kemdudian MoU antara Emirates Global Aluminium (EGA) dan Inalum dalam rangka mengakomodir penetapan jangka waktu kerja sama.

Baca juga: Kata Luhut, Miliaran Dollar AS Investasi UEA Juga untuk Ibu Kota Baru

Proyek Peningkatan Kapasitas Tungku Peleburan termasuk transfer teknologinya dari 250 ktpa (kilo tonnes per annum) menjadi 300 ktpa, Technical Exchange di bidang Reduction Technology dan proyek Greenfield Aluminium Smelter di Kalimantan Utara berkapasitas 500-1.000 ktpa.

Berkah BUMN

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, dari pertemuan tersebut tiga perusahaan BUMN mendapat untung karena bisa bekerja sama dengan perusahaan berskala internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com