Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Ragam Pola Asuh pada Anak, Pilih yang Tepat!

Kompas.com - 18/07/2021, 01:48 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Setiap orangtua memiliki cara pola asuh yang berbeda untuk diterapkan kepada anak-anak. Ada yang cenderung memberikan kebebasan, namun ada juga yang cenderung protektif.

Pada dasarnya, pola asuh memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan karakter anak.

Oleh karenanya, penting bagi orangtua untuk memahami karakter anak sebelum menerapkan bentuk pola asuh yang tepat bagi mereka.

Dalam artikel ini, Kompasiana telah merangkum 3 artikel terpopuler mengenai pola asuh helicopter parenting hingga dampak jika anak terlalu sering dibentak oleh orangtua.

1. Tepatkah Menerapkan Pola Asuh Helicopter Parenting pada Anak?

Sebagai orangtua, tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak mereka.

Namun, terkadang justru orangtua berperilaku overprotektif dan cenderung terlibat terdahap kehidupan anak sehingga mereka tidak diberikan kendali untuk mengambil keputusannya sendiri.

Adapun orangtua yang menerapkan pola asuh tersebut dikenal dengan helicopter parenting.

Kompasianer Devira Sari yang merupakan seorang psikolog klinis mengatakan bahwa helicopter parenting itu timbul akibat kegagalan yang pernah dialami oleh orangtua sehigga memicu rasa khawatir dan bersalah.

Kemudian, rasa bersalah itulah yang menimbulkan kecemasan berlebihan terhadap anak.

Meski niatnya baik, namun jika pola aush helicopter parenting terus diterapkan, tentu akan membawa dampak bagi tumbuh kembang karakter anak.

Helicopter parenting dapat menghambat perkembangan kecerdasan dan kemandirian anak. Anak-anak ini akan menunjukkan tingkat ketidaknyamanan diri, kegelisahan, dan depresi yang lebih tinggi di tahap perkembangan selanjutnya.

"Selain itu, helicopter parenting juga dapat membuat anak tumbuh menjadi arogan karena merasa dirinya istimewa dan selalu terjaga dari kegagalan dan kesulitan hidup," tulis Kompasianer Devira Sari. (Baca selengkapnya)

2. Ketika Kakak dan Adik Bersaing

Persaingan antar saudara kandung merupakan hal yang umum terjadi, biasanya persaingan ditandai dnegan kompetisi untuk mendapatkan perhatian, perkelahian hingga perasaan cemburu.

Meski konflik yang terjadi mempunya sisi positif, yaitu anak menjadi belajar bagaimana membela diri, memperjuangkan hak, dan mengekspresikan perasaan.

Namun, dapat menjadi masalah serius jika muncul perasaan negatif yang berlebihan.

Kompasianer Lindawati mengungkapkan bahwa persaingan antar saudara kandung bisa terjadi karena relasi orangtua dengan anak.

Jika relasi orangtua dan anak negatif, maka akan menyebabkan relasi saudara kandung menjadi negatif dan sebaliknya. Hal tersebut, yang akhirnya menyebabkan favoritisme pada salah satu anak.

"Relasi saudara kandung menjadi negatif ketika salah satu anak merasa kurang dicintai dan diperhatikan oleh orangtua. Terkadang anak merasa marah pada orangtua yang kurang mencintainya, namun perasaan tersebut ditumpahkan pada saudara kandung," tulisanya.

Lalu, bagaimana cara mengatasi persaingan antara saudara kandung? (Baca selengkapnya)

3. Hati-hati, Ini Dampak yang Terjadi jika Orangtua Sering Membentak Anak

Mendidik anak memang tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang disadari atau tidak, orangtua kerap tersulut emosi hingga membetak anak saat mereka sulit diatur.

Faktanya, membentak anak mendapat membawa dampak negatif, salah satunya memicu ketidakstabilan emosi bagi anak sehingga anak akan mengalami kecemasan yang berlebuhan.

Selain itu, anak yang seirng mendapatkan bentakan dari orangtua juga akan mengalami kesulitan belajar karena dapat melemahkan konsentrasi yang berakibat pada sulitnya seseorang berinteraksi sosial dengan sesama.

Kompasianer Masykur memberikan pandangan terkait bagaimana sebaiknya orangtua berinteraksi dengan anak tanpa harus membentak jika anak sulit diatur.

Menurutnya, komunikasi dan interaksi yang baik dengan keluarga adalah asupan gizi yang tepat untuk otak.

"Keluarga yang bahagia adalah kunci untuk memiliki otak yang sehat. Kemampuan otak berkembang dan bekerja secara baik sangat didukung dengan hadirnya sebuah keluarga yang mampu menjaga kebahagiaann anggotanya.

"Di sini seorang nahkoda keluarga punya andil besar menghadirkan kebahagiaan dalam rumah," ujarnya (Baca selengkapnya) | (FIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com