Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siapkan Bansos Rp 18 T Jika Harga BBM dan Listrik Naik

Kompas.com - 12/08/2022, 19:00 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan dana cadangan untuk bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat jika harga BBM dan listrik akhirnya harus dinaikkan.

Dana cadangan bansos tersebut berasal dari sisa program penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN) dengan jumlah Rp 18 triliun.

"Jadi kalau bapak presiden menyampaikan bahwa kalau situasi cadangan-cadangan bansos ini memang tadinya didesain apabila guncangan harga terutama kalau harga BBM atau listrik tidak bisa tertahan dan kemudian harus dilakukan adjustment maka perlu suatu bantalan sosial tambahan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Lagi-lagi Kurs Rupiah Ditutup Menguat, Kini 1 Dollar AS Rp 14.668

Namun demikian, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum bisa memastikan kapan dana cadangan bansos itu akan dikeluarkan.

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata menyampaikan, pihaknya masih mencermati kapan waktu yang tepat untuk meluncurkannya.

"Akan kita cermati kapan waktu yang tepat untuk memberikan tambahan bansos ini namun anggarannya sudah tersedia mudah-mudahan cukup untuk merespons kenaikan-kenaikan harga dan lain sebagainya yang bisa terjadi sampai akhir tahun ini," ujar Isa yang ikut konferensi pers mendampingi Sri Mulyani.

Sampai saat ini, pemerintah masih menahan harga Pertalite sebesar Rp7.500 per liter. Begitu juga dengan harga Pertamax sebesar Rp12.500 per liter, lebih murah dari harga keekonomiannya yang di atas Rp17.000 per liter.

Baca juga: Pemerintah Cabut 2.065 Izin Usaha Pertambangan Seluas 3,1 Juta Hektar

Begitu juga untuk tarif listrik golongan 450, 900, dan 1.300 VA yang belum naik. Konsekuensinya, anggaran subsidi listrik-BBM dan kompensasi untuk PLN serta Pertamina, tembus Rp500 triliun tahun ini.

Sebelumnya, Sri Mulyani juga sudah meminta Pertamina mengendalikan volume penyaluran BBM bersubsidi. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap terjaga.

"Tentu saya berharap Pertamina untuk betul-betul mengendalikan volumenya, jadi supaya APBN tidak terpukul," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Ia menjelaskan, jika penyaluran BBM subsidi melebihi kuota, akan membuat alokasi subsidi dan kompensasi energi melebihi pagu anggaran APBN 2022 yang sebesar Rp502 triliun.

Baca juga: Daftar 10 BUMN Penyetor Dividen Terbesar untuk RI hingga Juli 2022

"Meskipun APBN-nya bagus, surplus sampai Juli, tapi tagihannya nanti kalau volumenya tidak terkendali akan semakin besar di semester dua," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Pertamina mencatat penyaluran BBM jenis Pertalite hingga Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta kiloliter (kl). Dengan itu, kuota BBM bersubsidi hanya tersisa 6,2 juta kl dari kuota yang ditetapkan sebesar 23 juta kl pada tahun ini.

Sementara Kementerian ESDM sudah memproyeksi penyaluran BBM subsidi bisa jebol hingga 28 juta kl pada tahun ini.

Sumber: Kompas.tv (Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com